HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, hingga kini belum menemui titik terang. Spekulasi mengenai penyebab kematian sekeluarga itu pun terus bermunculan.

Terbaru, muncul dugaan bahwa keluarga ini mengakhiri hidup dengan cara Voluntarily Stopping Eating Disorder (VSED) atau berpuasa sampai mati.

Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel menjelaskan bahwa VSED adalah salah satu metode atau cara untuk bunuh diri.

Voluntarily Stopping Eating Disorder (VSED) adalah salah satu metode bunuh diri,” dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Rabu (23/11).

Reza mengatakan bahwa metode VSED tersebut merupakan salah satu spekulasi yang dapat diuji ke kasus tersebut. Indikasinya adalah kondisi dalam rumah yang rapi yaitu sampah tidak berserakan di sembarang tempat.

Selain itu, para korban juga sempat meminta petugas PLN untuk memutus aliran listrik di rumahnya, dan posisi jenazah yang tertata atau tidak bergelimpangan secara acak.

“Rencana keluarga yang akan mengkremasi jenazah juga menambah dasar bagi spekulasi bunuh diri,” tutur dia.

Dikatakan Reza, masyarakat yang mempraktikkan kremasi beranggapan bahwa kematian adalah transisi dari satu format kehidupan ke kehidupan yang lain.

Orang-orang yang menganut hal ini percaya apabila seseorang dalam format kehidupannya saat ini merasa tidak mampu lagi melakukan dharma, baik karena usia lanjut maupun penyakit yang tak kunjung sembuh, ia memiliki justifikasi moral untuk menempuh bunuh diri.

“Sebagai jalan menuju format kehidupannya yang baru. Dengan format baru tersebut, ia berharap akan lebih kuasa melakukan dharma,” ungkapnya.

Namun yang pasti, jawaban dari penyebab dan motif kematian satu keluarga itu adalah pihak kepolisian yang melakukan investigasi kasus tersebut.

“Tentunya polisi yang investigasi dan tahu jawaban pasti,” pungkas dia.