NAYPYITAW, HOLOPIS.COM – Pejabat dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) kembali tewas. Pejabat partai Aung San Suu Kyi yang digulingkan militer itu ditangkap polisi sejak Selasa (9/3) dini hari waktu setempat.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (10/3/2021), kematian seorang pejabat NLD dalam tahanan ini diungkapkan oleh seorang mantan anggota parlemen Myanmar, Ba Myo Thein, yang juga dari NLD kepada Reuters.
Dituturkan Ba Myo Thein bahwa pejabat NLD bernama Zaw Myat Linn itu ditangkap polisi pada Selasa (9/3) dini hari, sekitar pukul 01.30 waktu setempat.
Tidak disebutkan lebih lanjut di mana dia ditahan dan apa penyebab kematiannya. Zaw Myat Linn menjadi pejabat NLD kedua yang tewas dalam tahanan.
“Sekarang, kerabatnya berupaya mengambil jenazahnya di Rumah Sakit Militer,” tutur Ba Myo Thein.
Sebelumnya, seorang pejabat NLD lainnya yang bernama Khin Maung Latt (58) juga tewas dalam tahanan polisi. Khin Maung Latt ditangkap saat polisi Myanmar menindak keras para demonstran anti-junta militer pada Sabtu (6/3) malam dan ditahan di sebuah kantor polisi di distrik Pabedan, Yangon.
Khin Maung Latt merupakan ketua NLD lokal di wilayah Yangon — kota terbesar di Myanmar. Menurut wakilnya, Khin San Myint, foto-foto dari rumah sakit militer di mana Kin Maung Latt meninggal dunia menunjukkan dia memiliki luka-luka di kepala bagian belakang dan luka memar di punggungnya.
Khin San Myint menyebut dokter setempat menyatakan penyebab kematiannya adalah karena kondisi jantung.
Namun, seorang relawan yayasan amal yang melihat jasad Khin Maung Latt, secara terpisah menyatakan ada luka memar di kepala dan dada, serta ada bekas jahitan di kepala bagian samping. Ba Myo Thein menyebut laporan luka memar pada kepala dan tubuh Khin Maung Latt memicu kecurigaan bahwa dia dianiaya.
Unjuk rasa antikudeta terus berlanjut meskipun polisi dan tentara Myanmar menindak demonstran dengan kekerasan. Menurut kelompok advokasi setempat, lebih dari 60 demonstran tewas dan lebih dari 1.800 orang ditangkap sejak unjuk rasa kudeta marak di Myanmar.