HOLOPIS.COM, JABAR – Sejumlah bangunan maupun infrastruktur mengalami kerusakan akibat bencana gempa berkekuatan 5,6 magnitudo terjadi di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11).

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan, dari data sementara, setidaknya ada 13.784 pengungsi yang melakukan evakuasi pasca gempa.

“326 luka-luka mayoritas patah tulang dan berhubungan luka karena tertimpa atau karena benda tajam. 13. 784 pengungsi yang akan kita sebar di minimal 14 titik pengungsian,” kata Ridwan dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (22/11).

Ridwan Kamil menjelaskan, kondisi rumah warga yang mengalami kerusakan skala 60 sampai 100 persen kurang lebih ada 2345 unit.

Selain itu, ada beberapa lokasi yang juga saat ini masih terisolir akibat longsor yang dipicu bencana gempa yang tidak berpotensi tsunami tersebut.

“Ada 2-3 lokasi jalan terisolir. Jalan nasional sudah kembali normal ada sekitar 5 mobil yang terangkat, laporannya belum masuk apakah sudah teravkuasi atau tidak. Kemudian ada jalan kabupaten yang terisolir,” jelasnya.

Untuk infrastruktur publik seperti listrik dan air pun saat ini mengalami gangguan akibat bencana gempa yang terjadi.

Dimana, dari 3 gardu induk yang ada di Cianjur, dua mengalami kendala sehingga memerlukan waktu beberapa hari untuk memperbaikinya. “Baru hampir 20 persen yang bisa hidup,” imbuhnya.

Untuk kondisi pipa air pun menurut Ridwan, juga mengalami gangguan signifikan sehingga diperlukan rencana tambahan untuk memenuhi kebutuhan air bagi para pengungsi.

“Air terkendala karena pipa PDAM banyak tergeser jauh. Sehingga dalam seminggu ke depan akses air akan terbatas. Akan kita siapkan tangki air di beberapa titik kita perbantukan,” terangnya.