HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid sepakat dengan ucapan Ustadz Bachtiar Nasir, dimana demonstrasi yang rutin diselenggarakan oleh petinggi 212, baik itu Front Persaudaraan Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) maupun Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) memiliki dampak ekonomi.

“Ini kan yang bicara UBN, beliau pelaku aksi 212. Kalau sudah bicara begitu kan bisa jadi sangat valid. Aksi-aksi berjilid-jilid itu disinyalir jadi ladang bisnis mereka,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Jumat (18/11).

Ia menyebut, setiap event seperti itu pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit. Apalagi sampai menyewa panggung khusus.

“Tak ada yang gratis. Duit dari mana mereka?,” ujarnya.

Jika memang di dalam setiap event 212 menjadi ladang keuntungan para petinggi secara finansial. Maka kegiatan tersebut adalah bagian dari kedzaliman.

“Itu namanya dzalim kepada jamaahnya sendiri. Mereka yang untung, jamaahnya hanya dapat lelah,” tandasnya.

Ustadz Bachtiar Nasir atau yang populer dengan nama UBN menduga adanya proyek berbayar dalam aksi yang dilakukan oleh kelompok 212.

Dia awalnya bercerita, bahwa dirinya sering ditawari jabatan komisaris di perusahaan-perusahaan yang berada di bawah naungan kelompok 212, termasuk koperasi 212.

“Semua perusahaan yang ada 212-nya, menawari saya jadi komisaris. Tapi semuanya saya tolak, termasuk koperasi 212,” kata UBN.

Tawaran itu ditolak lantaran dirinya tak ingin terlibat banyak dalam organisasi 212 yang menurutnya mempunyai tujuan lain, selain memperjuangkan dakwah Islamiyah.

“Kenapa saya tak mau terlibat banyak, karena dikit-dikit demo, dikit-dikit demo,” tuturnya.

Mantan Koordinator Aksi 212 yang berlangsung pada tahun 2016 itu kemudian menduga, bahwa panitia 212 saat ini memperoleh penghasilan dari aksi demonstrasi yang kerap digelar belakangan ini.

“Saya melihat, kalau orang maunya demo terus, berarti udah punya penghasilan dari situ. Kalau orang sudah sering mengerjakan sesuatu, dan lama hanya di situ mainnya, berarti punya penghasilan dari situ,” ungkapnya.

“Kalau orang demo beneran kan kapan kerjanya? Ya sesekali oke lah untuk sesuatu yang besar,” imbuhnya.

UBN pun merasa kasihan dengan massa yang terus-menerus diajak untuk menggelar aksi unjuk rasa untuk kepentingan mereka.

“Kasihan dong, yang nggak punya penghasilan dari situ diajak demo melulu,” kata UBN.