HOLOPIS.COM, JAKARTA – Juru bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek “Uki” Prayudi menyampaikan, bahwa demokrasi yang dijalankan di Indonesia tidka boleh lagi mengdepankan politik identitas menjadikan satu identitas tertentu merasa yang paling eksklusif.
“Selama demokrasi masih diisi oleh politik identitas, maka yang berlaku adalah demokrasi minoritas-mayoritas,” kata Uki dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (17/11).
Ia menilai, demokrasi dengan mengedepankan politik identitas hanya akan bersifat kuantitatif semata. Bahkan kata dia, politik semacam itu akan cenderung bersifat emosional dan minim gagasan.
“Demokrasi gaya ini masih bersifat kuantitatif, miskin substansi gagasan pembangunan. Demokrasi kuantitatif hanya melihat identitas kandidat politik lalu dijumlahkan dengan kelompok sesama identitasnya dan dibandingkan besarannya dengan identitas lain,” jelasnya.
Padahal kata Uki, demokrasi yang baik adalah bagaimana masyarakat secara komunal menjalankan politik substansial. Konteks politik substansial ini akan melahirkan demokrasi yang kualitatif.
“Demokrasi yang maju dan modern adalah demokrasi yang substansial, dimana gagasan, platform dan visi misi pembangunan menjadi pembeda antara politisi yang satu dengan yang lain, antara partai yang satu dengan yang lain. Demokrasi seperti ini saya sebut demokrasi kualitatif,” paparnya.