HOLOPIS.COM, JAKARTA – Media sosial Mastodon yang berasal dari Jerman, mulai menampakkan dirinya di tengah kontroversi yang dialami Twitter.
Platform ini mirip dengan Twitter, namun secara latar belakang berbeda. Karena Mastodon dipasang pada ribuan server komputer yang diatur oleh administrator sukarela dalam sebuah sistem yang disebut sebagai federasi.
Dilansir Holopis.com dari Reuters, Selasa (8/11), Mastodon sudah hadir sejak tahun 2017 yang dibuat oleh programmer asal Jerman bernama Eugen Rochko. Dikatakan Rochko, pengguna aktif Mastodon mencapai 1.028.362 setiap bulannya.
“Miliuner sayap kapan akan membeli utilitas publik de factomsatodon yang tidak publik,” kata Rochko.
Masa awal pengembangan Mastodon pun masih berkaitan dengan Elon Musk, ketika itu muncul rumor Musk dan kawannya Peter Thiel ingin membeli Twitter.
Mastodon memang dirancang, sebagai kawasan publik yang tidak diatur oleh sebuah entitas tunggal. Para pengguna akan menggunakan server mereka sendiri, yang disebut ‘instance’, untuk bertukar konten dan tautan.
Fitur yang ada di Mastodon antara lain, pagar (tagar) di platform yang disebut ‘toot’ atau membunyikan klakson. Sementara Twitter, menyebutnya ‘tweet’ atau yang dikenal dengan cuitan.