HOLOPIS.COM, JAKARTA – Suka atau tidak, resesi global tentu akan berdampak pada negara berkembang seperti Indonesia, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya dalam hal pembiayaan atau yang biasa disebut dengan istilah utang.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ketatnya likuiditas global dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat kondisi geopolitik akan mempersulit penerbitan utang negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Resesi dunia semuanya akan mempengaruhi untuk dapat pembiayaan kompetitif, aman dan sustainable,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (1/11).
Sebelumnya, Sri Mulyani telah menegaskan bahwa pihaknya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melakukan langkah antisipatif dalam hal pengadaan utang.
Langkah tersebut diambil lantaran kondisi pasar keuangan global yang volatile. Hal itu dapat dilihat dari suku bunga meningkat serta nilai tukar melemah akibat penguatan nilai dolar AS.
Berbagai hal itu lah yang membuat pemerintah memutuskan untuk mengerem penerbitan surat utang. Sehingga, penerbitan surat utang sampai dengan 30 September 2022 menurun hingga 29,4 persen dari September 2021 yang mencapai Rp647,5 triliun.