HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pakar politik Amerika, Jerry Massie memberikan respon terkait dengan kondisi platform media sosial Twitter yang akhirnya diakuisisi oleh pengusaha ternama asal Amerika yang sekaligus CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk pada Kamis (27/10) lalu.
“Sudah saya perkirakan salah satu big echnology terbesar selain YouTube, Meta (Facebook), Instagram yakni twitter bakal lepas ke tangan miliarder industrialis Elon Musk,” kata Jerry kepada Holopis.com, Minggu (30/10).
Peneliti dari American Global University tersebut pun menyampaikan, bahwa akuisisi saham Twitter tersebut bisa menjadi kemenangan terbesar bagi sayap kanan atau kelompok konservatif.
Barangkali kata Jerry, akuisisi ini menjadi neraka bagi kelompok sayap kiri di antaranya, kaum liberal radikal, sosialis sampai progresif.
“Siapa kelompok sayap kanan, tak lain adalah kelompok konservatif Republik,” ujarnya.
Jerry juta menyebut bahwa pada saat presidential election (pemilihan presiden) AS 2020 berlangsung, akun Twitter milik Donald John Trump di-suspended atau dibanned oleh pemilik Twitter. Maka dengan diakuisisinya Twitter oleh Elon Musk, tentu bisa menjadi angin segar bagi Trump.
“Ada kemungkinan akun Twitter Donald Trump kembali diaktifkan, mengingat Elon Musk dan Trump punya chemistry yang sudah terjalin cukup lama,” tuturnya.
Lebih lanjut, di dalam perspektif kondisi politik di Indonesia, akuisisi ini kemungkinan akan menjadi neraka bagi Partai oposisi, seperti Partai Demokrat yang notabene mempunyai konstituen yang hampir mirip dengan sayap kiri. Bahkan Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) tersebut mengatakan, Partai Demokrat tak akan memiliki sarana untuk berbuat curang pada Pemilihan Presiden yang akan berlangsung pada 2024 mendatang.
“Twiter akan memainkan peran yang besar, apalagi hampir 70 persen karyawan serta petinggi Twitter dicopot Elon Musk,” tandasnya.
Aksi pemilik perusahaan mobil listrik Tesla ini dengan memecat beberapa eksekutif puncak Twitter, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh platform media sosial.
Memang, Elon sempat geram karena freedom of speech atau kebebasan berpendapat kelompok konservatif diblokir oleh Twitter.
Oleh karenanya, dia memecat CEO Parag Agrawal, CFO Ned Segal dan kepala kebijakan hukum, kepercayaan, dan keamanan Vijaya Gadde. Ketiganya dipecat, setelah Musk menuduh mereka menyesatkan dia dan investor atas jumlah akun palsu di platform Twitter.