HOLOPIS.COM, JAKARTA – Halloween merupakan arti dari All Hallows ‘Eve yang selalu dirayakan pada malam sebelum All Saints 31 Oktober.

Perayaan tersebut merupakan tanda hari dari pesta Kristen Barat All Saints untuk memulai musim Allhallowtide yang berlangsung selama tiga hari.

Disebagian besar wilayah Eropa dan mayoritas di Amerika Utara perayaan Halloween merupakan kegiatan yang non-religius.

Dikutip Holopis.com dari dari Britannica, awal mulanya Halloween merupakan festival dari Samhain pada 1 November.

Menurut kalender kontemporer, tanggal tersebut dianggap sebagai awal periode musim dingin, tanggal kembalinya ternak dari padang rumput, dan kepemilkian tanah yang diperbarui.

Maka selama festival Samhain, jiwa mereka yang telah meninggal diyakini akan kembali mengunjungi rumah mereka dan mereka yang meninggal selama tahun itu diyakini melakukan perjalanannya ke dunia lain.

Halloween selain menjadi hari libur sekuler, kegiatan perayaan itu juga menjadi salah satu praktik menarik untuk mengekspresikan lelucon yang biasanya tidak berbahaya.

Banyak acara yang disertakan dalam perayaan Halloween, salah satunya adalah pesta kostum dan mengayunkan apel yang mungkin berasal dari perayaan romawi Pomona. Kemudian adanya kerangka dan kucing hitam yang dijuluki sebagai hantu, penyihir, dan vampir pada kegiatan itu.

Diberitakan sebelumnya, Perayaan Halloween menjadi malam penuh horor di wilayah hiburan malam Itaewon, Korea Selatan. Sedikitnya 149 orang tewas dalam insiden ketika kerumunan besar yang merayakan Halloween menyerbu ke sebuah gang di Seoul, pada Sabtu malam, (29/10).