HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tempe adalah makanan khas Indonesia yang sekarang sudah mendunia, terutama di kalangan vegetarian. Hal itu karena tempe merupakan sumber protein yang tinggi, dan mengandung bakteri baik atau probiotik, yaitu Rhizopus oligosporus.

Jika mengonsumsi tempe mentah, maka tempe tersebut diyakini masih memiliki kandungan probiotik yang tinggi.

Karena jika dimasak, maka bakteri-bakteri baik yang dikandung di dalam tempe akan mati dan tidak lagi bisa memberikan manfaat baik untuk tubuh.

Dikutip Holopis.com dari Hellosehat, Sabtu (29/10), penelitian Biotechnology Research International menemukan bahwa probiotik dalam kandungan tempa akan mati di suhu 80°C ke atas.

Namun, ternyata mengonsumsi tempe saat belum matang memiliki bahaya yang masih lebih besar dibandingkan manfaatnya.

Hal itu dikarenakan tempe masih diproduksi secara industri rumahan di Indonesia. Sehingga, kebersihan dari tempe yang diproduksi tidak bisa dipastikan.

Berdasarkan hasil penelitian dari Georg-August-University Göttingen, tempe yang tidak higienis biasanya menggunakan ragi tempe yang sudah terkontaminasi jamur, seperti Fusarium spp dan Aspergillus flavus.

Beberapa masalah kesehatan yang bisa didapatkan akibat mengonsumsi jamur tersebut adalah;

– Mual dan muntah
– Kulit gatal
– Sakit perut
– Kulit dan mata berwarna kuning
– Pendarahan

Maka dari itu, alangkah baiknya jika tempe tetap dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Seperti direbus, atau dikukus terlebih dahulu.