HOLOPIS.COM, JAKARTA – Harris Yahya selaku Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE menyampaikan bahwa, sejatinya sudah ada beberapa perusahaan di Indonesia yang telah memproduksi Green Product, untuk menuju tujuan Net Zero Emission.
“Kalau sekarang belum terimplementasi secara masif, tetapi sudah ada perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi barangnya itu, dengan kandungan emisi yang rendah, dan itu sebenarnya sudah berjalan juga,” kata Harris kepada Holopis.com usai acara dialog Pimpinan Pusat Kesatria Muda Republika, dengan tema ‘Sumpah Pemuda : Ketahanan Energi Dalam Perspektif Transisi Energi’ di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (28/10).
Selanjutnya, Harris menyampaikan bahwa ketentuan memproduksi Green Product akan berlaku secara global.
“Itu sudah berjalan, jadi persyaratan-persyaratan itu sudah ada, jadi kandungan emisinya seperti apa, nah itu nanti akan menjadi ketentuan yang berlaku secara global,” katanya.
Harris menjelaskan, dalam hal ini Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut.
“Kalau kita tidak siap, tentu ruginya kan ada kita, padahal kita punya barangnya. Kalau kita punya barangnya untuk bisa dipakai buat menuju ke sana, dan ternyata kita tidak bisa melakukan itu, karena kita salah kebijakan,” sambungnya.
Harris kemudian mencontohkan Singapura sebagai salah satu negara yang telah menjalankan Green Product.
“Contoh misalnya, Singapura adalah negara yang terdekat dengan kita, yang sekarang konsen dalam hal ini, mereka mencari supply energi terbarukan untuk masuk ke negaranya, mendukung industrinya agar mereka memproduksi barang-barang dengan kualitas Green,” katanya.
“Lalu, ketika mereka sudah siap seperti sekarang, dan kita belum siap-siap karena kita masih bertengkar, lalu pada saat mereka sudah jualan, kita baru ngelihat ‘oh benar yah’, rugi kita kan, padahal sumbernya ada di kita,” pungkasnya.