HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gerai roti asal Korea Selatan, Paris Baguette saat ini sedang menghadapi kontroversi setelah karyawannya ditemukan tewas di dalam mesin penggiling.

Para warga Korea Selatan hingga Amerika Serikat pun murka ketika diketahui kegiatan bekerja diperintahkan untuk tetap berjalan seperti biasa meskipun baru saja ditemukan seroang karyawan yang tewas terperangkap mesin penggiling.

Dikutip Holopis.com dari sfgate, Jum’at (28/10), setelah dilakukan investigasi, ternyata mesin penggiling di pabrik Paris Baguette tidak memiliki perangkat interlock yang dibutuhkan untuk melindungi operator.

Menanggapi insiden ini, Bos SPC Group yang merupakan orang tua perusahaan Paris Baguette, Hur Young In menyatakan permintaan maaf.

“Saya sangat bertanggungjawab atas insiden ini, dan dengan rendah hati menerima amarah serta kritikan publik,” kata Hur dalam pernyataan di Korea Times, dikutip Holopis.com, Jum’at (28/10).

SPC Group pun bersumpah akan menginvestasikan sebesar 100 miliar won (sekitar 1 triliun rupiah) untuk prosedur keselamatan.

Seperti diberitakan sebelumnya, insiden ini telah membuat marah warga Korea Selatan hingga Amerika Serikat hingga terjadi seruan boikot gerai Paris Baguette.

Gerai roti asal Korea Selatan ini memiliki cabang di beberapa negara seperti Amerika Serikat, China, Vietnam, Singapura, Prancis, dan Indonesia.