HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Muhammad Fadil Imran meminta masyarakat untuk tidak terlalu cepat menyebut aksi Siti Elina sebagai bagian dari tindakan terorisme.

“Bukan teror, jangan berandai-andai,” kata Fadil dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (25/10).

Jenderal polisi bintang dua itu mengatakan, bahwa saat ini polisi masih mendalami peristiwa tersebut. Termasuk, soal motif perempuan melakukan aksi di depan Istana Negara Jakarta Selasa pagi itu.

Ia janji semua perkembangan terkait dengan penanganan kasus Siti Elina akan dibeberkan ke publik.

“Kalau ada perkembangan nanti kami sampaikan. Masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi,” ujarnya.

Pun demikian, ia menekankan kembali agar publik tak terburu-buru menyebut aksi perempuan bercadar di depan Istana Negara itu bagian dari aksi terorisme.

“Belum tentu teror,” tegasnya.

Perlu diketahui Sobat Holopis, bahwa pada hari Selasa pagi tadi, seorang wanita bercadar diamankan aparat keamanan, yakni Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan Sat Gatur Polri.

Siti Elina juga sempat menodongkan senjata api jenis FN ke arah Paspampres.

Wanita tersebut akhirnya diketahui bernama Siti Elina (24). Ibu rumah tangga dengan 2 orang anak itu merupakan warga Kampung Beting Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.