HOLOPIS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini, beredar kabar bahwa masyarakat DKI Jakarta mulai kesulitan mendapatkan layanan vaksinasi Covid-19. Hal itu ditenggarai stok vaksin Covid-19 di Ibu Kota yang mulai menipis.

Berdasarkan penelusuran Holopis.com pada Selasa (25/10) pukul 20.00 WIB, aplikasi Jakarta Kini (JAKI) tak lagi menerima pendaftaran untuk layanan vaksinasi Covid-19.

Hal itu terlihat dari tulisan ‘Maaf, kuota pendaftaran habis’, saat tim Holopis.com mencoba untuk mendaftar vaksinasi Covid-19 di aplikasi tersebut.

JAKI
Tampilan aplikasi JAKI saat mendaftar layanan vaksinasi Covid-19. [Gambar : Tangkapan layar].
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan bahwa stok vaksin di Jakarta kini hanya tersisa sekitar 100 dosis saja.

Ratusan vaksin yang tersisa tersebut, ungkap Ngabila, yakni vaksin Covid-19 jenis Sinovac dan Pfizer.

“Karena memang kondisinya saat ini (Vaksin Covid-19) hanya tinggal ratusan dosis menyebar se-Jakarta,” kata Ngabila saat dikonfirmasi Holopis.com, Selasa (25/10).

Adapun layanan vaksinasi Covid-19 di Jakarta hingga saat ini, dikatakan Ngabila, hanya tersedia di lima lokasi. Kelima lokasi tersebut yakni Sentra vaksinasi LRT Jakarta, Puskesmas Kelapa Gading. Kemudian di Puskesmas Kramat Jati, Puskesmas Gambir, dan Puskesmas Jatinegara.

Namun sayangnya, kelima lokasi tersebut kini tak lagi melayani vaksinasi Covid-19. Mereka pun, kata Ngabila, telah menyampaikan perihal peniadaan layanan tersebut kepada publik.

“Mereka (sentra vaksinasi Covid-19 di Jakarta) buat pengumuman, sementara tidak mengadakan layanan,” ujarnya.

Ngabila menekankan, bahwa pihaknya saat ini tengah menunggu kiriman vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Dia berharap agar Kemenkes mengalihkan sementara stok vaksin dari daerah lain ke DKI Jakarta, mengingat penyerapan Vaksin Covid-19 di Jakarta cukup tinggi.

“Kami berharap semoga kalau ada penyerapan yang kurang di provinsi lain bisa direlokasi dulu sementara ke Provinsi DKI Jakarta, karena memang kebutuhannya cukup tinggi,” terang Ngabila.

Kondisi ini tentu sangat menghawatirkan, mengingat kasus harian positif Covid-19 di Indonesia kini tengah mengalami tren peningkatan.

Pada hari ini saja, Selasa (25/10), kasus positif Covid tercatat tembus 3.000 kasus, atau tepatnya sebanyak 3.008 kasus.

Adapun tren kenaikan kasus positif Covid-19 menyusul adanya sub varian baru dari varian Omicron, yakni XBB yang telah teridentifikasi di Indonesia.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, bahwa sub varian tersebut menjadi biang kerok adanya tren kenaikan kasus di Singapura dalam sebulan terakhir.