HOLOPIS.COM, JAKARTA – Saat ini, sebuah fenomena gerhana matahari disebutkan sedang terjadi pada hari Selasa (25/11). Namun sayang, menurut penjelasan dari Peneliti Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, gerhana tersebut tidak bisa disaksikan di Indonesia.
“Gerhana ini tidak bisa disaksikan di Indonesia, karena wilayah ini tidak dilalui bayangan penumbra bukan,” kata Andi dalam keterangannya, dikutip Holopis.com, Selasa (25/10).
Tak bisa ditonton dari tanah air, gerhana ini disebutkan bisa disaksikan di benua Eropa, kecuali Spanyol bagian barat, Portugal, Aljazair barat laut, Tunisia, dan Libya.
Sebenarnya apa sih gerhana matahari? Mengapa bisa terjadi penutupan cahaya matahari dan membuatnya menjadi gelap.
Dikutip Holopis.com dari laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), gerhana matahari bermula dari jatuhnya bayang-bayang bulan ke permukaan bumi karena terhalangnya sinar matahari menuju bumi oleh bulan.
Gerhana matahari dibagi dalam beberapa jenis. Gerhana matahari adalah peristiwa alam yang terjadi akibat dari bayang-bayang bulan mengenai bumi, dimana cahaya matahari yang menuju bumi pada siang hari terhalang oleh bulatan bulan.
Diameter bulan tidaklah lebih besar dari diameter bumi, sehingga gerhana matahari hanya terjadi pada sebagian kecil permukaan bumi dan berlangsung kurang lebih tujuh menit.
Jika dilihat dari buku Geografi 1 kelas X yang ditulis oleh Hartono pada tahun 2007, terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, bumi dan bulan merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri.
Tanpa adanya cahaya matahari yang dipantulkan oleh bumi maupun bulan, bumi tidak akan terlihat dari bulan. Demikian juga bulan tidak akan terlihat dari bumi.
Kemudian, jika dalam peredarannya bumi maupun bulan berada dalam suatu garis lurus dengan matahari, maka akan berpotensi terjadinya peristiwa gerhana matahari atau bulan.
Tuh Sobat Holpis, jadi inget lagi kan dengan pelajaran IPA Astronomi.