HOLOPIS.COM, JAKARTA – Puluhan ribu pengunjuk rasa melakukan aksi demonstrasi di tengah-tengah kondisi Jerman yang sedang dihantam krisis energi, pada Sabtu (22/10) waktu setempat.

Dikutip Holopis.com dari Reuters, Minggu (23/10), dikabarkan bahwa aksi demonstrasi tersebut tumpah ruah di enam kota Jerman yakni di Berlin, Duesseldorf, Hannover, Stuttgart, Dresden dan Frankfurt.

Para pengunjuk rasa disebut menuntut pemerintah Jerman untuk berbenah menyikapi kebijakannya, dengan turut menuntut distribusi pemerintah yang lebih adil dalam menghadapi kenaikan harga energi dan biaya hidup masyarakat, serta menuntut pemerintah untuk lebih cepat melakukan transisi energi dari bahan bakar fosil.

Selain itu, pengunjuk rasa juga membawa slogan kritik menuntut pemerintah untuk menurunkan inflasi, hingga mematikan tenaga nuklir, dan berharap bahwa Jerman lebih banyak mengeluarkan kebijakan subsidi harga energi untuk orang miskin.

Dalam hal ini, pernyataan pun datang dari salah satu serikat pekerja, yang merupakan wakil ketua ver.di bernama Andrea Kocsis, dimana dikatakan bahwa masyarakat saat ini sangat membutuhkan bantuan keuangan dari pemerintah Jerman.

“Kami ingin menunjukkan bahwa kami sangat membutuhkan bantuan keuangan bagi warga yang seimbang secara sosial. Pemerintah melakukan banyak hal tetapi mendistribusikan dana dengan kaleng air. Orang-orang dengan pendapatan lebih rendah membutuhkan lebih banyak dukungan daripada orang kaya,” katanya.

Diketahui, parlemen Jerman pada Jumat lalu telah menyetujui kebijakan berupa paket penyelamatan pemerintah senilai 200 miliar Euro, atau sekitar 195 miliar USD, yang bertujuan untuk melindungi perusahaan dan masyarakat dari dampak kenaikan harga energi.

Hal itu dilakukan, buntut dari inflasi Jerman pada bulan September yang mencapai level tertinggi di angka 10,9 persen, karena biaya energi yang mengalami peningkatan

Paket tersebut sudah termasuk pembayaran tagihan gas bulanan untuk rumah tangga dan sektor usaha, baik usaha kecil maupun menengah.

Selain itu, paket kebijakan tersebut juga termasuk untuk membiayai pembatasan harga listrik rumah tangga dan sektor industri.