HOLOPIS.COM, KUTAI KARTANEGARA – Rencana kepindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) disambut baik oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim.

Salah satu pelaku usaha di Kukar, Deni Atmaja memandang kepindahan dan keberlangsungan pembangunan IKN Nusantara di Pulau Kalimantan itu sebagai sebuah acuan, pedoman, serta referensi yang sangat positif bagi pelaku UMKM di Kukar untuk lebih maju.

“Artinya dengan kepindahan IKN otomatis memberi dampak positif bagi bertumbuh kembangnya pelaku usaha sektor informal di Kukar, agar lebih bekerja keras, mandiri, dan memiliki daya saing yang tinggi,” kata Deni kepada Holopis.com di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Jumat (21/10).

Sebagai diketahui, UMKM berperan aktif menjadi sebuah laboratorium ekonomi masyarakat kelas menengah ke bawah, dimana pengaruh UMKM sangat besar dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.

Hal itu tercermin dari angka kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja nasional, yang masing-masing mencapai 60,5 dan 96,9 persen.

Lebih lanjut, owner sekaligus manager operasional Zi Coffee ini juga menyoroti perihal pembangunan sarana dan prasarana fisik IKN yang saat ini sedang berlangsung di Kawasan Sepaku, Kaltim. Ia memandang, pembangunan tersebut akan menjadi daya picu pertumbuhan UMKM di daerah Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Kukar.

Untuk itu, Deni berharap pemerintah pusat maupun daerah bersedia untuk memfasilitasi kegiatan berusaha, mulai dari izin usaha hingga pungutan pajak yang ringan bagi para pelaku UMKM.

“Kami berharap agar dibantu kemudahan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah dalam hal fasilitasi berusaha,” tuturnya.

Deni Atmaja
Owner sekaligus manager operasional Zi Coffee, Deni Atmaja.

Menurutnya, pemberian fasilitas tersebut sudah menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat. Sehingga simbiosis yang berjalan adalah mutualisme, sama-sama saling menguntungkan.

“Keberadaan UMKM sesungguhnya sangat membantu pemerintah dalam upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional, terciptanya lapangan kerja, kontribusi pendapatan nasional, sehingga sangat disayangkan kalau keberadaan sektor UMKM ini tidak dikembangkan oleh pemerintah,” tandasnya.

Lebih lanjut, Deni menyampaikan, bahwa dengan meningkatnya tingkat kunjungan atau kepindahan penduduk ke kawasan IKN, nantinya akan memberi peluang usaha, sebab adanya tuntutan permintaan kebutuhan dan gaya hidup para pendatang atau warga yang berdomisili di kawasan IKN.

“Seperti misalnya, munculnya budaya kerja baru dan ekonomi baru yang ada di kawasan IKN yang bervisi smart city dan green city,” sambungnya.

Terakhir, Deni menyampaikan bahwa keberadaan IKN di wilayah Kaltim dilihat sebagai upaya positif Presiden Jokowi, untuk merubah visi pembangunan nasional yang semula berorientasi Jawa sentris, akhirnya saat ini bergeser menuju visi pemerataan pembagunan di luar Jawa, sehingga kebijakan Presiden Jokowi ini akan memperkuat semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

“Kami merasa yakin bahwa kepindahan IKN di Kaltim akan memicu para pemodal di Jakarta untuk melebarkan sayap usahanya di Wilayah Kaltim, mau tidak mau pelaku usaha pemilik modal besar di Jakarta akan membuka cabang usahanya di daerah Kaltim, sehingga akan memberi kontribusi yang besar di bidang pemerataan pembangunan nasional, tentu prosesnya bertahap,” pungkas Deni.