HOLOPIS.COM, JAKARTA – Eksekutor pembunuhan Brigadir Yoshua, Bharada Richard Eliezer mengaku terpengaruh dengan permintaan dari Ferdy Sambo untuk mengesekusi mati rekannya sendiri tersebut.
Dalam surat dakwaan Ricky Rizal, Ferdy Sambo menceritakan sesuatu yang belum dipastikan kebenarannya kepada Richard Eliezer bahwa istrinya, Putri Candrawathi dilecehkan oleh Yoshua saat berada di Magelang.
“Ferdy Sambo menyampaikan cerita sepihak dari Putri bahwa waktu di Magelang mengalami pelecehan dari Yoshua. Mendengar hal itu, Richard tergerak hatinya untuk turut menyatukan kehendak bersama Ferdy Sambo,” isi surat dakwaan yang diterima Holopis.com, Senin (17/10).
Dalam perbincangan yang kemudian didampingi oleh Putri Candrawathi tersebut, Sambo menanyakan ke Richard mengenai kesediaanya untuk menembak Yoshua.
“Richard menyatakan kesediaanya dan bilang ‘siap komandan'” isi surat dakwaan tersebut.
Mendapatkan jawaban tersebut, Sambo kemudian buru-buru menyediakan peralatan persenjataan untuk menghabisi nyawa Yoshua.
Selain itu, sebelum mengeksekusi Yoshua, Richard bahkan masih sempat kembali ke kamarnya di rumah dinas Ferdy Sambo yang ada di Duren Tiga untuk berdoa.
“Richard Eliezer justru melakukan ritual berdoa berdasarkan keyakinannya meneguhkan kehendakanya sebelum membunuh Yoshua dan bukan berpikir untuk mengurungkan dan menghindarkan diri dari rencana jahat Ferdy Sambo,” tulis dakwaan tersebut.