HOLOPIS.COM, PURWOREJO – Masyarakat Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo mengatakan, bahwa penduduk dibuat resah setelah didatangi beberapa orang yang membujuk agar mereka mau menyepakati pertambangan di daerah tersebut.
Salah satu warga Desa Wadas, Budi, menyebutkan, bahwa besar kemungkinan orang yang datang merupakan suruhan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Sebulan terakhir ini warga Wadas mengalami keresahan karena ada beberapa orang yang datang ke Wadas entah suruhan Ganjar atau siapa kita gak tau, mereka datang memberikan rayuan dengan berbagai macam bentuk penawaran bantuan,” kata Budi dalam Twitter @Wadas_Melawan seperti dikutip Holopis.com Jawa Tengah, Rabu (12/10).
Menurutnya, aksi oknum yang seolah-olah memberikan pertolongan itu sudah sering terjadi sebelumnya dengan tujuan mematahkan perlawanan masyarakat setempat.
“Bagi kami hal tersebut meresahkan, karena seperti yang sebelum-sebelumnya, ada banyak pihak yang menawarkan bantuan tapi ujung-ujungnya hal tersebut merupakan upaya pelemahan perjuangan warga,” lanjutnya.
Selanjutnya, modus oknum tersebut adalah membujuk masyarakat desa untuk menjual tanahnya untuk dialihfungsikan sebagai lahan tambang.
“Mereka datang memberikan bantuan agar warga mau termakan bujuk rayuannya, kemudian mau menjual tanahnya untuk ditambang,” pungkasnya.
Sebagai informasi, konflik Desa Wadas bermula dari rencana pembangunan Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo yang menjadi salah satu bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Rencananya, bendungan tersebut akan memasok air ke Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Pembangunan bendungan itu, membutuhkan batu andesit yang berada di Desa Wadas. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/41 Tahun 2018 yang menetapkan Desa Wadas sebagai lokasi pertambangan.
Warga sepakat menolak rencana pertambangan tersebut, lantaran dinilai akan merusak 28 sumber mata air bersih yang digunakan untuk mengairi lahan pertanian. Jika ini terjadi, puluhan warga akan kehilangan mata pencahariannya.
Selain itu, dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purworejo 2011-2031, Kecamatan Bener masuk dalam daftar daerah yang sering mengalami longsor. Masyarakat khawatir pertambangan ini akan memperparah keadaan tanah.