HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anggota Komite Eksekutif (Exco), Ahmad Riyadh menyampaikan bahwa PSSI akan membuat format baru demi keamanan. Hal itu dilakukan atas perintah dari Presiden Jokowi.

Diketahui, dari data terakhir terkonfirmasi bahwa tragedi Kanjuruhan menelan 125 korban jiwa. Dengan banyaknya korban yang berjatuhan itu, maka peristiwa tersebut dinyatakan sebagai kejadian luar biasa.

Kemudian faktor keamanan laga sepakbola pun menjadi hal yang disorot, dimana sebelumnya Presiden Jokowi meminta seluruh pihak, juga PSSI mengevaluasi soal pengamanan pertandingan.

Selain itu, adanya aparat hingga kepolisian yang membawa gas air mata pun tak lepas dari fokus perhatian banyak pihak. Karena, dinilai terjadi perbedaan yang signifikan antara sepakbola di Indonesia dan di Eropa, dimana di Benua Biru hanya steward yang ada di dalam stadion.

Mengenai polisi yang membawa gas air mata itu sendiri, bahwa sudah jelas melanggar statuta FIFA. Maka tak heran hal tersebut jadi perhatian bersama.

Dari informasi yang didapat Holopis.com dalam sesi konpers, Selasa (4/10), Riyadh kemudian dikatakan bahwa kepolisian memiliki SOP untuk menangani kerumunan.

“Polisi merasa punya SOP untuk menangani kerumunan. Semalam kami merumuskan hal baru atas perintah Presiden untuk membuat format baru demi keamanan,” ucapnya.

“Nanti produknya akan ke Peraturan Kapolri (Perkap) atau bagaimana, tapi prosesnya yang jelas akan panjang untuk jadi pedoman di Indonesia,” tambahnya.

“Ke depan dilihat apa yang harus dilakukan Polri, alat apa saja yang harus dibawa, itu akan jadi hal baru. Polisi tahu, tapi mereka ada SOP,” pungkasnya.