HOLOPIS.COM, JAKARTA – NFT atau non-fungible token yang sempat ramai beberapa waktu lalu, saat ini penjualannya mulai menurun terhitung sejak pertengahan tahun 2022.
Hal tersebut berdasarkan data laporan dari firma pelacak blockchain DappRadar, yang dilansir Holopis.com dari Reuters, Selasa (4/10). Laporan tersebut menyebutkan, pada kuartal ketiga 2022 penjualan NFT senilai 3,4 miliar dolar Amerika Serikat.
Angka tersebut turun dibandingkan kuartal kedua tahun ini, sebanyak 8,4 miliar dolar Amerika Serikat. Dibandingkan kuartal pertama 2022, puncak popularitas NFT, penjualan pada kuartal ketiga turun 12,5 miliar dolar, berdasarkan laporan DappRadar.
Popularitas NFT meledak pada 2021, saat itu spekulan kripto berlomba-lomba mencairkan aset mereka. Popularitas NFT disokong oleh nilai tukar mata uang kripto yang sedang tinggi dan investor yang berani mengambil risiko tinggi pada 2021.
Kondisi ini berubah pada 2022, bank sentral menaikkan suku bunga sehingga investor melepas aset berisiko. Nilai tukar Bitcoin saat ini sekitar 19.000 dolar AS, turun jauh dibandingkan pada November senilai 69.000 dolar.
Penjualan di lokapasar terbesar NFT OpenSea juga turun selama lima bulan berturut-turut per September.
“Saya rasa apa yang unik pada lingkungan ini adalah pertemuan antara penurunan ekonomi makro dan musim dingin kripto,” kata CEO OpenSea Devin Finzer.
Pelacak pasar kripto NonFungible.com menemukan jumlah pembeli mingguan NFT turun lebih dari separuh dibandingkan masa jaya kripto pada Januari.