HOLOPIS.COM, MALANG – Pelatih Arema FC Javier Roca merasa sedih dengan peristiwa Kanjuruhan yang terjadi hingga menimbulkan 125 orang korban meninggal dunia. Roca menyesalkan kekalahan 2-3 Arema saat melawan Persebaya di Liga 1.

Kekalahan dari Persebaya menyulut kerusuhan suporter yang berakhir tragis di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10). Pelatih tim Singo Edan Javier Roca mengaku mentalnya telah hancur lantaran kerusuhan suporter Arema di Kanjuruhan telah membuat 125 orang meninggal dan ratusan orang lainnya luka-luka.

“Saya secara mental hancur, saya merasakan beban yang sangat berat, bahkan merasa bertanggung jawab. Hasil pertandingan menentukan apa yang terjadi usai pertandingan. Andai kami imbang, tragedi ini mungkin tidak akan terjadi,” kata Roca.

“Penyebab tragedi itu bukan karena satu hal. Menunjukkan stadion juga tidak siap, mereka tidak mengharapkan kekacauan sebesar itu. Insiden ini seperti longsoran salju. Tidak pernah hal seperti ini terjadi di stadion sebelumnya. Ini adalah stadion yang terpencil, dan kami berada di kota yang relatif kecil, tidak ada kapasitas yang cukup,” ujarnya.

Roca juga mengaku meminta maaf kepada seluruh keluarga yang terdampak tragedi ini.

“Soal peristiwa kemarin, sebagai tim kita datang ke sini untuk minta maaf, kepada seluruh keluarga yang kena dampak tragedi ini, yang keluarga meninggal ataupun yang luka-luka di rumah sakit,” ucap Roca.

Roca mengungkapkan tragedi Kanjuruhan harus menjadi titik balik persepakbolaan Indonesia.

“Yang kemarin sudah banyak rekaman di media, apa yang terjadi, kita cuma berharap bahwa ini titik nol, dari era baru di sepak bola Indonesia, di mana stoplah, satu hasil pertandingan itu tak seharga dengan nyawa, apalagi lebih dari 100 orang, ini sudah enggak masuk akal, sudah enggak pantas, kita terasa ada di dalam hukuman yang kasarnya, menang hidup, kalah mati,” ucap Roca.