HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI Fadli Zon mengatakan, bahwa dirinya diminta oleh Habib Muhammad Rizieq bin Husein bin Shihab secara langsung melalui telepon untuk menjemput enam jenazah laskar Front Pembela Islam (FPI) yang meninggal di KM 50 Tol Cikampek pada hari Selasa (8/9/2020) lalu.
Selanjutnya, Fadli Zon mengajak anggota Komisi III Romo HR Muhammad Syafi’i untuk datang ke Rumah Sakit Polri di Jakarta Timur. Sesampainya di lokasi, Fadli bertemu dengan keluarga jenazah, khususnya ayah dan paman korban untuk berdiskusi tentang nasib enam laskar FPI tersebut.
“Memang mereka ingin segera menerima jenazah itu, bawa pulang untuk dimakamkan disolatkan dimandikan dan lain-lain,” kata Fadli Zon saat berkisah di kanal Youtube Fadli Zon Official, dikutip Holopis.com, Senin (26/9).
Kemudian, rombongan Fadli Zon dan Romo Syafi’i mendatangi pihak kepolisian yang berjaga di lokasi untuk menyampaikan keinginan keluarga. Pihak kepolisian juga menyampaikan, bahwa akan membantu mengantarkan dan menguburkan secara langsung.
“Saya katakan bahwa pihak keluarga menginginkan jenazah diserahkan kepada mereka karena akan di sholatkan, akan dimandikan, dan juga ada untuk prosesi lain, keluarganya ingin melihat langsung,” ucapnya.
Politisi tersebut mengungkapkan, pihak kepolisian tidak langsung mengabulkan keinginan keluarga.
“Mereka mengatakan nanti akan kami sampaikan kepada atasan,” tuturnya..
Proses tersebut, terjadi berkali-kali walaupun pada akhirnya polisi menyetujui permintaan keluarga.
“Tapi akhirnya mereka setuju karena pihak keluarga kan juga ngotot ya berhak untuk mendapatkan anak-anak mereka. Akhirnya disepakati bahwa ini akan diserahkan kepada pihak keluarga dan akan ditunjuk dimana tempatnya,” jelasnya.
Namun, pihak keluarga harus menunggu lama proses otopsi jenazah hingga malam setelah isya’. Padahal sebelumnya, pihak kepolisian mengatakan otopsi akan segera selesai.
“Jadi kami juga berusaha untuk, saya terutama, untuk melihat pengen lihat, kitakan pengen lihat bagaimana ini prosesnya, tapi tidak diizinkan sampai 2 sampai 3 kali lah kita datang ke depan pintu negosiasi lagi, tidak boleh, datang lagi tidak bisa, karena pihak keluarganya yang menginginkan tetap melihat,” terangnya.
Kemudian anggota Fraksi Gerindra tersebut menyampaikan, pihaknya berupaya berkomunikasi dengan Kombes yang berada dilokasi namun tidak ada kejelasan. Setelah itu, komunikasi dilakukan kembali untuk meminta titik terang.
“Saya sampaikan lagi, ini pihak keluarga ingin kejelasan, ini lama gitu, apalagi di dalam Islam jenazah harus segera dikuburkan, ini jangan diperlama nanti melanggar hak asasi manusia gitu kan. Apalagi kalau nanti lewat 24 jam,” tegasnya
Lebih lanjut, setelah melalui suatu proses dan diliput oleh media, dimalam tersebut, akhirnya jenazah pertama diantarkan melalui pintu belakang tanpa adanya pemberitahuan. Meskipun sebelumnya, pihak keluarga memberi tahu alamat rumah.