HOLOPIS.COM, KUTAI KARTANEGARA – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Kampung (Japung) Nusantara, Tri Andi Yuniarso menilai bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara bakal memberikan nilai positif bagi tumbuh kembang perekonomian masyarakat desa.

“Pembangunan dan kepindahan IKN di Kaltim dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat desa, bahkan optimis bisa mengakomodir dan mengangkat kearifan, seni dan budaya lokal,” kata Andi dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (26/9).

Khususnya tentang kesenian daerah Kalimantan Timur, Andi yakin dengan adanya IKN maka potensi semakin terkenalnya kearifan lokal di tanah Borneo semakin besar. Karena perhatian publik tentu akan tertuju kepada Ibu Kota Negara.

“Justru potensi budaya, tradisi seni dan kearifan lokal yang selama ini kurang terekspos keluar atau kurang mendapat perhatian pemerintah daerah, dengan hadirnya IKN bisa semakin dikenal masyarakat luar,” ujarnya.

andi yuniarso
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari Jaringan Kampung (Japung) Nusantara Kabupaten Kutai Kartanegara, Tri Andi Yuniarso.

Dengan demikian, Andi menekankan bahwa budaya dan kearifan lokal yang merupakan warisan nenek moyang dapat terjaga dan lestari dengan baik, seiring berjalannya proses pembangunan IKN di Kaltim.

Sejalan dengan visi IKN yang mempertahankan dan melindungi seni, budaya dan kearifan lokal, Andi menegaskan bahwa LSM Japung Nusantara yang saat ini dipimpinnya sudah secara intens dan mandiri melakukan identifikasi budaya.

“Pemetaan kearifan lokal dari kampung ke kampung di wilayah Kutai Kartanegara bahkan lintas Kabupaten di Kaltim. Kami selaku pemerhati seni budaya, mencoba untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dengan mulai memetakan potensi budaya dan kearifan lokal yang ada di kampung, menggali, mengangkat, dan mengembangkan, serta memanfaatkan potensi kampung, termasuk potensi pertanian, alam dan lain-lain,” paparnya.

Ia juga menerangkan bahwa, beberapa kali LSM Japung Nusantara sudah pernah mengangkat dan menghidupkan kembali ritual dan prosesi adat yang sudah ditinggalkan masyarakat tradisional di Kukar.

“Pendekatan dengan dialog dan pendampingan kepada tokoh masyarakat adat lokal di Desa setempat, untuk kembali menghidupkan nilai-nilai leluhur yang telah diwariskan oleh nenek moyang melalui pesan-pesan yang terkandung dalam pentas seni, budaya, juga adat istiradat serta tata cara bercocok tanam,” tandasnya.