HOLOPIS.COM, GARUT – Ribuan warga yang ada di beberapa wilayah Kabupaten Garut, provinsi Jawa Barat sampai saat ini terdampak bencana banjir dan longsor.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, semenjak kejadian yang berlangsung Kamis (22/9) lalu, banyak warga yang terhambat aktifitasnya akibat sisa materi longsor.
“Kurang lebih 1.213 KK / 3.702 jiwa terdampak. Terdapat satu warga mengalami luka berat dan masih dirawat di Rumah Sakit,” kata Abdul, Senin (26/9).
Peristiwa tersebut diketahui terjadi pasca hujan deras menerjang lokasi tersebut sehingga menyebabkan debit air Sungai Cipelabuh dan Cikaso meluap dan merusak beberapa tanggul hingga permukiman warga.
Abdul juga menjelaskan, bencana longsor juga berdampak pada kerugian infrastruktur seperti lima unit rumah rusak berat, 19 unit rumah rusak sedang dan 18 unit rumah rusak ringan, total 1.156 unit rumah terdampak dari bencana tersebut.
“Kemudian terdapat beberapa fasilitas umum yang juga terdampak, antara lain 20 unit fasilitas pendidikan, delapan unit fasilitas ibadah, tiga tanggul penahan tebing, dan lima unit jembatan serta empat titik jalan juga mengalami kerusakan,” jelasnya.
Bupati Garut pun dikabarkan akan menetapkan status tanggap darurat kejadian banjir dan tanah longsor dan telah mendirikan Pos Komando Penanganan Darurat Bencana untuk mempermudah dan mempercepat penanganan bencana.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosfisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi waspada hujan potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu antara siang/sore hingga menjelang malam hari di wilayah Kabupaten Garut dan Sebagian wilayah Jawa Barat pada Selasa (27/9).
Sementara itu merujuk hasil kajian InaRISK BNPB, Kabupaten Garut merupakan wilayah dengan risiko bencana banjir dan longsor pada tingkat sedang hingga tinggi.