Kamis, 16 Januari 2025

Partai Buruh Beri Penghargaan ke Sejumlah Tokoh Masyarakat

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Buruh telah memberikan penghargaan Pahlawan dan Tokoh Perjuangan Reforma Agraria di GOR Otista,Jakarta, pada Sabtu (24/9), yang bertepatan dengan perayaan Hari Tani Nasional (HTN) tahun 2022.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menjelaskan, bahwa penghargaan itu diberikan kepada sejumlah tokoh masyarakat yang selama ini memperjuangkan hak-hak para buruh, pekerja dan petani yang merupakan konstituen dari Partai Buruh itu sendiri.

Adapun untuk kategori Pahlawan Perjuangan Reforma Agraria diberikan kepada 5 orang, di antaranya yakni Gunawan Wiradi, HS Dilon, Patmi, Riduan ‘Iwan’ Munthe, dan Hidayat Mukti.

“Sedangkan untuk kategori Tokoh Perjuangan Reforma Agaria diberikan kepada Henry Saragih, Rais, Kyai Nur Aziz, Eva Bande, Maria W. Sumardjono, Nai Sita br Sibarani, dan Agustiana,” kata Said Iqbal dalam keterangan tertulisnya yang diterima Holopis.com, Minggu (25/9).

Seperti diketahui, Partai Buruh bersama Serikat Petani Indonesia (SPI) serta elemen masyarakat lainnya menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta pada Sabtu (24/9) kemarin.

Dalam aksi tersebut, reforma agraria atau pembaruan agraria menjadi salah tuntutan yang dibawa oleh Partai Buruh. Mereka menuntut Pemerintah untuk segera menjalankan reformasi agraria secara total.

Said memandang, reforma agraria yang selama ini dijalankan hanya difokuskan pada sertifikasi dan legalisasi aset, bukan upaya merombak ketimpangan penguasaan tanah dan penyelesaian konflik agraria.

Padahal, jika hal ini berlangsung terus menerus tanpa ada langkah lanjutan dari pemerintah. Maka yang dirugikan tidak hanya para petani, tetapi sejumlah elemen masyarakat lainnya pun bisa turut dirugikan.

“Reforma Agraria yang tidak kunjung dijalankan secara total dan cepat juga tidak hanya merugikan petani. Kelas pekerja lainnya seperti Buruh, Nelayan, Masyarakat Adat, Masyarakat Perdesaan dan pekerja informal juga akan dirugikan,” kata Said kala berorasi di depan Istana Negara.

Lebih lanjut, dampak dari reforma agraria yang dilakukan setengah-setengah justru akan menimbulkan sederet permasalahan lainnya, seperti kompetisi yang tidak sehat antar pekerja sebagai akibat perpindahan penduduk dari desa ke kota.

“Ketimpangan penguasaan, kepemilikan, dan pamanfaatan tanah di perdesaan akan terus melanjutkan migrasi penduduk secara besar-besaran dari desa ke kota. Sementara keterbatasan lapangan pekerjaan menciptakan kompetisi yang tidak sehat diantara kelas pekerja,” pungkasnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral