HOLOPIS.COM, GARUT – Bencana banjir kembali terjadi di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat hingga menyebabkan ribuan jiwa terdampak.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, kejadian yang telah terjadi sejak Kamis (22/9) itu bahkan menyebabkan korban meninggal dunia.

“Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Garut, Jawa Barat, telah merenggut nyawa seorang warga dan sebanyak 1.672 KK atau 4.876 jiwa terdampak,” kata Abdul (24/9).

Abdul kemudian tidak menjelaskan detail mengenai korban meninggal dunia tersebut. Abduk malah menjelaskan sebanyak 17 desa di lima kecamatan telah terdampak banjir dan tanah longsor.

Adapun desa yang terdampak meliputi Pameungpeuk, Paas, Mandalakasih, Sirnabakti dan Bojong Kidul di Kecamatan Pameungpeuk. Kemudian Desa Sukamukti dan Desa Sukanagara di Kecamatan Cisompet. Berikutnya Desa Jayabakti di Kecamatan Banjarwangi.

Selanjutnya Desa Singajaya, Desa Karangagung, Desa Girimukti, Desa Pancasura dan Desa Sukamulya di Kecamatan Singajaya. Adapun yang terakhir Desa Mekarwangi, Desa Mekarsari, Desa Simpang dan Desa Mekarmukti di Kecamatan Cibalong.

Akibat peristiwa itu, ada 8 rumah rusak berat, 4 rusak sedang, 4 rusak ringan, 1.628 rumah terdampak, 7 tempat ibadah terdampak, 5 jembatan rusak, 4 titik jalan rusak dan 3 TPT turut terdampak.

“Kondisi mutakhir saat ini sudah tidak ada genangan air dan tim gabungan bersama masyarakat melakukan pembersihan lumpur dan material yang terbawa banjir serta tanah longsor,” tukasnya.

Meskipun begitu, dari informasi prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa wilayah Kabupaten Garut masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang sampai Minggu (25/9).

“BNPB mengimbau kepada pemangku kebijakan di daerah bersama masyarakat agar melakukan segala upaya yang merujuk pada mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan,” imbaunya.