HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tewasnya Masha Amini perempuan 22 tahun, yang diduga dipukul oleh polisi moral karena tidak mengikuti peraturan penggunaan hijab yang ketat di negara tersebut, menuai kemarahan masyarakat Iran dan memicu kecaman dunia.
Gelombang unjuk rasa terus bergulir di ibu kota Teheran dan beberapa kota lainnya, tercatat pada, Senin (19/9) hingga Kamis (22/9) protes besar-besaran terjadi.
Dilaporkan aksi unjuk rasa tersebut telah menewaskan beberapa massa. Selama proses unjuk rasa, adanya pembatasan internet dan sosial media skala besar yang membatasi komunikasi di Iran.
“Insiden Masha Amini, sedang diselidiki. Kami akan dengan cepat menyelidiki insiden tersebut,” kata Presiden Iran Ebrahim Raeisi, dalam pidato di forum majelis PBB ke 77, dilansir dari kanal youtube United Nations, Jumat (23/9).
Raeisi, dalam sambutannya menegaskan bahwa kasus kematian Masha Amini sedang tahap penyelidikan.
Sebelumnya, Janet Yellen selaku Menteri Keuangan AS, merespon kasus tersebut dengan turut bersimpati atas tewasnya Mahsa Amini dan mengecam segala tindakan pasukan keamanan Iran.
“Masha Amini adalah seorang perempuan pemberani yang kematiannya di dalam tahanan polisi moral merupakan tindakan kebrutalan lain oleh pasukan keamanan rezim Iran terhadap rakyatnya sendiri,” ungkap Menteri Keuangan Janet Yellen.
Sebagai informasi tambahan, Masha Amini ditangkap dan ditahan oleh polisi moral Iran pada (13/9), setelah menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh perempuan 22 tahun tersebut. Pada (16/9) Masha dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit karena mengalami cedera serius hingga koma.