HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian akan mengumumkan penetapan harga beli kedelai. Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo usai menghadiri rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9) kemarin.

Syahrul mengatakan, penetapan harga tersebut dilakukan pemerintah untuk memberikan jaminan kepastian harga kedelai kepada petani di Tanah Air.

“Kita berharap dalam satu minggu ini, biasanya bapak presiden setiap minggu mengecek masalah pertanian, kesediaan pangan. Satu minggu ini, saya yakin Pak Menko sudah mengeluarkan kesepakatan untuk menetapkan harga pembelian minimal bagi kedelai,” kata Syahrul seperti dikutip dari tayangan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (20/9).

Syahrul menuturkan, pihaknya di Kementerian Pertanian (Kementan) telah mempersiapkan lahan seluas 351.000 hektare untuk penanaman komoditas kedelai.

Namun hingga saat ini, dari total luas lahan tersebut, baru sekitar 67.000 hektare yang sudah siap untuk ditanam kedelai.

“Tentunya, Oktober ini akan mulai tanam,” ujar Syahrul Yasin Limpo.

Lebih lanjut, Syahrul mengakui bahwa selama ini pemerintah lebih memilih melakukan impor kedelai. Hal tersebut bukan tanpa alasan, salah satu alasannya karena selama ini para petani lebih tertarik menanam jagung.

“Padahal kita makan tempe dan tahu. Tetapi importasi yang sangat besar diatas 90%. Itu karena selama ini petani lebih tertarik menanam jagung. Karena harga jagung sama dengan harga kedelai Rp 5.000 kurang lebih, sementara jagung dia perhektarnya 6-7 ton, sementara kedelai cuma 1,5 juta ton. Oleh karena itu, kedelai di luar lebih murah,” jelas Syahrul.

Tetapi, lanjutnya, Presiden menginginkan rakyat mendapatkan keuntungan dari komoditas kedelai.

Meski Presiden menyetujui tetap dilakukan impor, tetapi harus juga dilakukan penanaman kedelai di dalam negeri.

“Bapak presiden tadi perintahnya rakyat dapat apa? Oleh karena itu, bapak presiden mengatakan, oke, impor memang harus dilakukan tetapi sepanjang dapat ditanam maksimal, maka tanam sebanyak-banyaknya dan beli yang dibeli yang ditanam rakyat, tentukan harganya agar rakyat bisa kembali tertarik menanamkan kedelai,” terang Syahrul.