HOLOPIS.COM, JAKARTA – Aksi demo penolakan kenaiakan harga BBM yang dilakukan mahasiswa, dapat dukungan dari para aktivis 98. Menurut aktivis 98 dari KARAT, Bungas T Fernando, ini bukanlah rangkaian yang terputus dari momentum-momentum sebelumnya
“Pertama adalah PR yang belum diselesaikan kawan-kawan 98 dan pada dasarnya ini menjadi rangkaian walapun sebenarnya 98 bisa dikatakan sedikit menyelesaikan PR dari senior-senior sebelumnya angkata dari 66, 77 dan selanjutnya dengan tumbangnya rezim Soeharto,” katanya (18/9).
Pria yang akrab disapa Nando ini, meminta agar garda terdepan perlawanan diserahkan kepada mahasiswa.
“Mari kita sama-sama memberi kepercayaan penuh kepimpinan dalam proses perubahan ini kepada adik-adik mahasiswa itu yang harus kita jaga. Karena kita yakin, pada saat dulu di era sebagai mahasiswa 98 kita juga meyakini diri kita terhadap kepimpinan kita sebagai gerakan mahasiswa,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nando juga menegaskan negara tidak boleh mendikotomi pemanfaatan BBM antara masyarakat mampu ataupun masyarakat miskin. Karena dalam UUD 1945, tidak disebutkan bahwa pemanfaatan kekayaan sumber daya alam diberikan kepada masyarakat miskin ataupun masyarakat mampu.
“Karena pasal 33 UUD, tidak menegaskan dan menjelaskan antara kaya dan miskin. Negara bertanggung jawab terhadap itu,” tuturnya.
Nando pun mengingatkan kepada aparat kepolisian untuk tidak melakukan tindakan represif saat melakukan pengamanan kepada mahasiswa yang sedang berunjukrasa.
“Saya mengingatkan apapun ceritanya baik itu TNI ataupun Polri. Karena Polri memiliki Tribrata dan TNI merupakan tentara rakyat. Jadi jangan sekali-kali menghadapi protes gerakan dengan tindakan represif,” pungkasnya.