HOLOPIS.COM, JAKARTA – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyoroti tindakan salah tangkap yang dilakukan polisi terhadap pemuda diduga hacker Bjorka.

“Belum lama, kepolisian membenarkan telah menangkap seorang pemuda yg diduga hacker Bjorka. Tapi sayangnya polisi salah tangkap,” tulis KontraS melalui Twitter @KontraS dikutip Minggu (18/9).

Hal tersebut, diketahui setelah Bjorka membantah langsung kabar penangkapan dirinya. Kemudian, organisasi yang konsen pada isu Hak Asasi Manusia (HAM) itu menyebutkan, bahwa pihak kepolisian tidak teliti.

“Bjorka membantah atas penangkapan dirinya. Tindakan main tangkap adalah tindakan gegabah dan ketidakcermatan Kepolisian,” lanjut keterangan tersebut.

Sebagai informasi, seorang pemuda di Madiun bernama Muhammad Agung Hidayatullah alias MAH (21) yang berprofesi sebagai penjual es ditangkap dan ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian pada (16/9) karena diduga hacker Bjorka. Menurut pengakuan ibu MAH sendiri, anaknya tidak memiliki komputer dan hanya mempunya satu telepon genggam.

Sedangkan Bjorka sendiri, membantah dirinya tertangkap di Madiun. Dirinya juga menertawakan tim Dark Tracer yang melacak dirinya.

“Orang dark tracer setelah melihat aku masih aktif dan mereka sadar memberikan informasi salah ke pemerintah Indonesia namun sudah dibayar,” tulis Bjorka melalui telegramnya.

Tak hanya itu, sang hacker juga mengomentari penangkapan MAH yang diduga sebagai dirinya.

“Anak ini mungkin disiksa agar mengaku oleh pemerintah Indonesia. Tidakkah kalian merasa malu, orang dari Dark Tracer?” ucapnya.