HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti meyakinkan bahwa setiap yang bernyawa akan kembali ke sisi Tuhan. Dan inilah yang tengah dialami oleh Prof Azyumardi Azra.

Ia pun menyampaikan rasa duka yang atas wafatnya guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah sekaligus Ketua Dewan Pers.

“Semua kita milik Allah dan akan kembali keharibaan Allah. Saya merasa sangat berduka atas wafatnya Prof. Azyumardi Azra,” kata Mu’ti, Minggu (18/9).

Kemudian, ia berdoa agar almarhum Azyumardi Azra diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

“Semoga beliau meninggal dalam husnul khatimah, diampuni dosa-dosanya, dan mendapatkan tempat terbaik di surga,” ujarnya.

Selain itu, Mu’ti yang juga sesama guru besar di kampus yang sama itu berdoa agar seluruh keluarga dan pihak yang ditinggalkan diberikan ketabahan yang besar.

“Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kemampuan untuk melanjutkan perjuangan beliau,” tandasnya.

Ia mengatakan, bahwa Prof Azyumardi Azra merupakan guru sekaligus sahabat baginya. Menganggap jadi guru karena ia pernah menjadi Mahasiswa Azyumardi saat mengambil program doktor.

“Prof. Azra adalah guru dan sekaligus sahabat saya. Selama kuliah di Program Doktor Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya ikut dua mata kuliah beliau,” terangnya.

Mu’ti menyampaikan, bahwa ada hal yang sangat berkesan dan tidak akan pernah ia lupakan adalah peran Prof Azra sebagai promotor disertasi Pluralitas Keagamaan Dalam Pendidikan: Studi Kasus di Yapen Waropen, Ende, dan Kapuas Hulu.

“Disertasi tersebut kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul Kristen Muhammadiyah: Konvergensi Muslim dan Kristen Dalam Pendidikan yang saya tulis bersama Fajar Riza Ulhaq. Prof. Azra memberi kata pengantar di buku tersebut,” paparnya.

Banyak sekali kesan yang ia rasakan sepanjang Prof Azyumardi Azra hidup. Banyak sekali pelajaran yang ia ambil dari sosok cendekiawan muslim ini.

“Walaupun Prof. Azra adalah guru saya, beliau beberapa kali panel dengan saya dalam beberapa kali seminar di dalam dan di luar negeri. Prof. Azra bisa dan menghormati siapa saja yang berdiskusi dengan beliau, meskipun secara usia dan keilmuan jauh lebih muda,” ungkapnya.

Abdul Mu’ti dan Azyumardi Azra adalah sama-sama guru besar di UIN Syarif Hidayatullah. Mu’ti adalah guru besar Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, sementara Azra adalah guru besar Sejarah Fakultas Adab.

Kemudian, ia juga membagikan seperti apa reaksinya menjelang detik-detik kabar Prof Azyumardi Azra wafat di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia hari ini. Berikut adalah cerita Abdul Mu’ti ;

Hari Jumat 16 September, saya meminta Prof. Azra menjadi salah satu narasumber seminar Internasional Islamic Education in Pluralistic World yang diselenggarakan oleh prodi S3 Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Beliau berhalangan hadir karena ada acara di Sumatera Barat. Prof. Azra sempat menyarankan seminar diselenggarakan di hari lain menyesuaikan jadwal beliau. Tetapi karena terkait dengan pembicara dari USA jadwal seminar tidak bisa digeser.

Jumat siang saya mendapat kabar Prof. Azra sakit dalam perjalanan dari Jakarta menuju Malaysia. Saya kontak dan memonitor keadaan beliau lewat sahabat saya Azwiral, aktivis ABIM dan diplomat Malaysia yang pernah bertugas di Jakarta. Prof. Azra rencananya memberi ceramah di ABIM.

Sampai tadi malam, di sela-sela memberikan pengajian di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wangon, Banyumas saya masih kontak Mas Wira (panggilan al Azwiral) menanyakan keadaan Prof. Azra.

Siang tadi, seusai mengisi pengajian Hari Besar Muhammadiyah dan Aisyiah di Ranting Ketileng, Keramat, Kabupaten Tegal, saya mendapat kabar Prof. Azra wafat. Sungguh sangat mengejutkan.

Saya langsung kontak Mas Sonny Zulhuda, ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia. Mas Sonny membenarkan kabar Prof. Azra wafat.

Meninggalnya Prof. Azra merupakan kehilangan besar bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, umat Islam, dunia pers, dan bangsa Indonesia.

Prof. Azra adalah seorang intelektual Muslim yang kritis dan berintegritas tinggi yang selalu menyuarakan kebenaran, membela hak asasi manusia, menegakkan Konstitusi, dan pemihakan kebebasan pers serta demokrasi.

Selamat jalan Prof. Azra. Jasa-jasamu untuk saya pribadi dan bangsa Indonesia sungguh sangat besar. Jasa-jasa itulah yang akan mengantarkanmu ke surga an-Naim. Selamat beristirahat Prof. Azra. Selamat berbahagia di sisi Allah, Tuhan Azza wa Jalla.