HOLOPIS.COM, JAKARTA – Nicholas Saputra bersama rekannya Happy Salma sukses gelar seni pertunjukan Sudamala di Gedung Arsip Nasional RI, Jakarta. Seni pertunjukan tersebut berjudul Sudamala: dari Epilog Calonarang.

Sudamala dari Epilog Calonarang merupakan seni pertunjukan dengan naskah hasil adaptasi dari epilog kisah Calonarang. Selaku produser, Nicholas Saputra menjelaskan alasan dirinya berani untuk memproduksi seni pertunjukan Sudamala.

“Kenapa saya berani memproduksi ini, terutama karena ini dilakukan bersama-sama dengan Titimangsa. Saya kenal Happy sudah cukup lama sebelum kenal Titimangsa bahkan, lalu mengikuti perkembangan Titimangsa dalam membuat begitu banyak produksi teater dengan skala yang berbeda-beda, tapi bisa dibilang Titimangsa adalah produksi teater paling produktif saat ini di Indonesia. Jadi itu juga yang melandasi kenapa saya berani akhirnya memproduksi ini bersama-sama,” ujar Nicholas.

Tak sampai di situ, Nicholas Saputra juga menjelaskan lebih lengkapnya mengenai alasannya memilih tradisi Bali dalam seni pertunjukan yang ia produksi.

“Kenapa pentas tradisi Bali? Tadi juga sudah disebutkan, saya tinggal cukup lama di Bali dan di situ lah saya memiliki kesempatan untuk datang, untuk hadir menikmati peristiwa kebudayaan yang ada di Bali, yang selama ini tidak saya ketahui, saya tidak memiliki akses ke situ. Kalaupun iya, hanya sedikit yang ada di permukaan. Tapi dalam waktu yang cukup panjang sekitar setahun, saya melihat berbagai macam hal yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Saya ingin sekali sharing pengalaman saya tersebut dengan teman-teman yang ada di Jakarta,” ujarnya.

Seni pertunjukan Sudamala: dari Epilog Calonarang yang diproduksi oleh Nicholas saputra dan Happy Salma juga bersama Titimangsa tersebut memang disajikan dengan artistik yang benar-benar membawa nuansa Bali, seperti yang dijelaskan dalam salah satu unggahan Instagram milik Titimangsa.

Nicholas saputra dalam penjelasan lebih lanjutnya lagi juga menjelaskan mengenai pentas Calonarang yang memang dianggap penting bagi masyarakat Bali.

Bahkan, pentas Calonarang di Bali dapat dipentaskan dalam berbagai tujuan seperti yang dijelaskan oleh Nicholas, mulai dari hajatan hingga peristiwa-peristiwa penting kebudayaan.

Nicholas juga mengungkap fakta, bahwa pentas Calonarang tersebut memiliki sejarah yang berarti bagi kemajuan pariwisata dan kebudayaan Bali.

“Pentas Calonarang ini juga secara sejarah juga menjadi penting bagi pariwisata Bali, bagi pengenalan budaya Bali. Pada 1931, pentas ini sudah dibawa ke Eropa dan itu menjadi salah satu pemanti utama bagaimana dunia bisa mengenal Bali melalui pentas Calonarang,”

Pentas Calonarang juga disebutnya sebagai pentas yang lentur, bisa berubah-ubah dan sagat progresif sehingga dapat diterima oleh masyarakat Bali dengan baik hingga saat ini.