HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi menyatakan bahwa sejumlah bantuan akan mulai disebar pemerintah setelah hari ini mereka langsung menaikan tiga jenis harga bahan bakar subsidi.

Pembagian bantuan ini pun dikatakan Jokowi, sebagai upaya pengalihan beban subsidi BBM yang selama ini dianggap sudah terlalu besar.

“Sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran,” klaim Jokoiw, Sabtu (3/9).

Untuk jenis bantuan tersebut yakni Bantuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga yang kurang mampu, sebesar Rp150 ribu per bulan dan mulai diberikan bulan September selama 4 bulan.

“Pemerintah juga menyiapkan anggaran sebesar Rp9,6 triliun rupiah untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan, dalam bentuk bantuan subsidi upah yang diberikan sebesar Rp600 ribu,” jelasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian menyatakan bahwa dirinya telah memerintahkan kepada pemerintah daerah untuk menggunakan dua persen dana transfer umum untuk pemberian bantuan ke masyarakat.

“Saya sudah perintahkan agar alokasikan dana sebesar Rp2,17 triliun untuk bantuan angkutan umum, bantuan ojek online, dan untuk nelayan,” tukasnya.

“Pemerintah berkomitmen agar penggunaan subsidi yang merupakan uang rakyat harus tepat sasaran. Subsidi harus lebih menguntungkan masyarakat yang kurang mampu,” sambungnya.

Sebelumnya Jokowi sempat mengakui bahwa bantuan langsung tunai bahan bakar minyak (BLT BBM) tidak seluruhnya bisa menjangkau masyarakat miskin dan rentan, sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dia mengatakan, BLT BBM yang akan untuk 20,6 juta keluarga penerima manfaat itu dalam penyalurannya pasti ada beberapa yang tidak tepat sasaran.

“Ini kan yang kita bagikan 20,6 juta. Jumlah seperti itu, nggak mungkin lah 100 persen benar (tepat sasaran). Ya pasti ada 1,2,3 yang tidak tepat (sasaran),” kata Jokowi kala meninjau pembagian BLT BBM di Lampung, Sabtu (3/9).