HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi kembali membuka isi percakapan yang telah dilakukannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin serta Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy.

Kali ini, Jokowi mengakui bahwa sebetulnya diri kesulitan untuk mendamaikan kedua negara tersebut untuk menghentikan perang yang sampai saat ini diketahui masih terus berlangsung.

“Saat saya ke Ukraina, kemudian ke Rusia, ketemu Presiden Zelenskyy dan selama satu setengah jam saya berbicara, dengan Presiden Putin dua setengah jam saya berbicara. Saya melihat, saya sebetulnya ingin agar ada ruang dialog,” kata Jokowi, Selasa (23/8).

“Tapi saya lihat di lapangan sulit untuk mempertemukan dalam sebuah ruang dialog antara Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy,” sambungnya.

Jokowi yang kehabisan akal untuk mendamaikan keduanya pun kemudian berusaha mengalihkan percakapan ke permasalahan lainnya yang masih bisa bersinggungan dengan negara Indonesia.

“Sehingga saya berbelok saat itu. Saya belokkan ke urusan krisis pangan saja, sudah saya mau berbicara ini,” ungkapnya.

Jokowi menjelaskan, dari pengakuan Presiden Ukraina bahwa di negara tersebut memiliki stok 22 juta ton gandum, ditambah lagi panen baru 55 juta ton. “Artinya, 77 juta ton ada di Ukraina,” imbuhnya.

Kemudian, untuk pasokan gandum di Rusia pun dari pengakuan Presiden Putin jumlahnya mencapai 130 juta ton. “Artinya, total dua negara itu sudah 207 juta ton. Kita ini makan beras hanya 31 juta (ton) per tahun, ini 207 juta ton enggak bisa keluar,” ujarnya.

Oleh karena itu, Jokowi pun mengklaim bahwa kondisi seperti itu sangat membuat sulit negara yang ketergantungan pasoka gandum dari kedua negara tersebut.

“Bapak-Ibu bisa bayangkan negara-negara yang mengimpor dari sana, terutama Afrika betul-betul saat ini berada pada kondisi yang sangat sulit,” tukasnya.