HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Ali menilai bahwa usulan anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Benny Kabur Harman agar Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dinonaktifkan adalah bentuk emosional sesaat saja dari anggota dewan.

Ali menilai, pernyataan emosional Benny Harman itu subjektif semata. Sebab, sepanjang rapat dengar pendapat (DPR) di Senayan hari ini, usulan itu hanya muncul dari mulut petinggi Partai Demokrat itu saja.

“Pernyataan Benny K Harman menurut saya emosional dan subjektif, karena hanya Benny saja yang hari ini bicara seperti tadi. Saya tidak yakin juga itu pernyataan Partai Demokrat,” kata Ali di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/8).

Untuk itu, anak buah Surya Paloh itu pun menyarankan agar apa yang diutarakan Benny tak perlu ditanggapi.

“Tidak perlu kita tanggapi dan nggak perlu dibicarakan,” imbuhnya.

Motif Politis

Lebih lanjut, Ali mengatakan pernyataan Benny bisa jadi memiliki muatan motif tertentu yang bisa saja bersifat politis. Bahkan ia pun menyentil kasus pemukulan salah satu manajer Mai Cenggo Restoran bernama Ricardo Jundawan.

“Saya katakan subjektif dan bisa jadi (ada motif lain), karena beliau juga kita tahu sedang bermasalah secara hukum oleh kepolisian di NTT sana. Bisa jadi itu pernyataan yang emosional dengan itu kira kan tahu,” tandasnya.

Ali yang juga sesama anggota Komisi III tersebut mengatakan, bahwa seharusnya masyarakat mengapresiasi langkah Kapolri dalam menangani kasus kematian Brigadir J. Sebab kata dia, Kapolri menorehkan sejarah dengan menindak Irjen Ferdy Sambo dengan hukuman yang maksimal.

“Semua orang seharusnya terbuka matanya mengapresiasi sikap kepolisian khususnya Pak Kapolri yang kemudian mengambil sikap tegas untuk mengusut tuntas semua permasalahan yang terjadi. Dalam perjalanan bangsa, kepemimpinan Pak Sigit ini kemudian menetapkan seorang bintang dua dengan pasal yang sangat maksimal,” jelasnya.

Usulan untuk menonaktifkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengemuka buntut penanganan kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat yang diotaki oleh Irjen Ferdy Sambo. Usulan ini datang dari Benny K Harman.