HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah hingga kini masih belum memastikan waktu penerapan pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM), khususnya untuk jenis BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi. Padahal, kuota subsidi kedua jenis BBM tersebut kini kian menipis.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengaku, hingga saat ini pihaknya masih mengkaji mengenai kebijakan tersebut secara menyeluruh.

“Masih kaji ya secara keseluruhan, tunggu sajalah, nanti juga keluar. Ada banyak opsinya, kita pilih yang terbaik,” kata Arifin, Jumat (19/8).

Arifin menuturkan, pemerintah dalam hal ini akan mempertimbangkan sejumlah opsi, salah satunya dengan melihat spesifikasi kendaraan yang berhak mengonsumsi bahan bakar sejuta umat tersebut.

Arifin pun mengakui, bahwa besaran kompensasi BBM yang ditanggung negara saat ini memang cukup berat. Sementara harga minyak mentah dunia hingga kini masih bertengger di level yang cukup tinggi.

“Tapi kita harus waspadai kuartal empat nih kan itu demand minyak masih tinggi untuk listrik, terutama di negara-negara yang ada musim dinginnya, kita harus antisipasi,” ujarnya.

Sebagai informasi, PT Pertamina sebelumnya telah menyampaikan bahwa konsumsi BBM jenis Pertalite hingga Juli 2022 mencapai 16,8 juta kilo liter (KL). Artinya, kuota hingga akhir tahun hanya tersisa 6,2 juta KL dari kuota yang ditetapkan sebesar 23 juta KL.

Sementara untuk konsumsi Solar subsidi hingga Juli 2022 sudah mencapai 9,9 juta KL dari kuota tahun ini yang sebesar 14,91 juta KL. Dengan demikian, sisa kuota Solar subsidi kini hanya tinggal 5,01 juta KL.