HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa perdamaian Aceh di Helsinki, adalah sebuah sejarah besar bagaimana Indonesia dan Aceh akhirnya bersama 17 tahun silam.

“Bagi kita, perdamaian Aceh di Helsinki itu, tidak bisa hanya dianggap sebuah upaya kekerasan yang mengganggu keamanan, tetapi merajut kembali ke Indonesiaan kita yang sangat indah di dalam bingkai NKRI,” kata MAhfud MD di hadapan para tokoh asal Aceh yang tergabung di dalam Dewan Pengurus Pusat Diaspora Global Aceh di gedung Lemhanas RU, Jakarta Pusat, Senin (15/8).

Dalam acara yang bertemakan “Aceh Damai Dalam Bingkai Ke-Indonesia-an” itu, Mahfud menjelaskan tentang bagaimana kemunculan kolektif tentang kesadaran masyarakat Aceh menjadi bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia yang ternyata sudah berlangsung sejak lama.

Salah satu buktinya adalah, dua tahun pasca Sumpah Pemuda, tepatnya tahun 1930, munculnya kata Indonesia dalam lagu daerah Aceh dan lagu daerah lainnya yang mengumandangkan kesatuan Indonesia.

“Oleh sebab itu kita bangga dan terharu punya Indonesia yang berangkat dari kebersatuan lintas etnis,” jelas Mahfud.

Konsep kebangsaan yang dianut oleh pendiri bangsa, menurut Mahfud, adalah kebangsaan yang tidak menghilangkan keberagaman.

“Identitas kebangsaan Indonesia tidak pada satu suku, ras, bahasa, atau pun agama tertentu. Identitas kebangsaan Indonesia adalah pada ide, gagasan, dan cita-cita untuk hidup merdeka dan menghapuskan penjajahan di atas dunia,” ujarnya.

Di akhir pidatonya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini sekaligus mengajak kepada seluruh masyarakat Aceh untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sampai kapanpun.