HOLOPIS.COM – Bandara Changi menjadi klaster COVID-19 terbesar di Singapura. Pada Kamis (13/5) kemarin, total ada 46 kasus COVID-19 yang berasal dari klaster Bandara Changi.
Dilansir dari The Strait Times, Jumat (14/5/2021), klaster Bandara Changi melampaui klaster Rumah Sakit Tan Tock Seng. RS Tan Tock Seng menjadi klaster terbesar kedua dengan 44 kasus COVID-19.
Dari 19 kasus baru klaster Bandara Changi, sebagian besar merupakan pekerja bandara atau keluarga dekat mereka. Mereka termasuk seorang wanita Singapura berusia 52 tahun yang bekerja di McDonald’s di Bedok Reservoir Road, dan seorang mahasiswi Temasek Polytechnic berusia 20 tahun. Keduanya adalah anggota keluarga dari karyawan Ramky Cleantech Services yang terinfeksi.
Beberapa kasus baru yang dilaporkan pada Kamis juga telah menyambangi Terminal 3 Bandara Changi. Mereka termasuk pria berusia 44 tahun yang merupakan sopir Gojek, yang mengunjungi Terminal 3 Bandara Changi pada 6 Mei. Yang lainnya adalah seorang ibu rumah tangga berusia 44 tahun yang mengunjungi terminal yang sama dalam beberapa kesempatan.
Seorang penata taman Dewan Taman Nasional, yang dites positif Covid-19 pada 8 Mei, dan istrinya yang hasil tesnya kembali positif pada Selasa, ditambahkan ke klaster Bandara Changi pada Kamis kemarin.
Satu-satunya kasus baru yang bukan bagian dari klaster Bandara Changi adalah seorang siswa berusia tujuh tahun di Sekolah Dasar Yio Chu Kang. Dia merupakan kontak dekat dari perawat ruang operasi Rumah Sakit Umum Sengkang. Perawat tersebut dipastikan mengidap Covid-19 pada hari Selasa (11/5) lalu.
Murid itu terakhir masuk sekolah pada hari Senin (10/5) dan mengalami batuk dan tenggorokan gatal malam itu. Dia muntah keesokan harinya dan mencari perawatan medis di klinik dokter umum dan diuji untuk Covid-19.
Karena dia telah diidentifikasi sebagai kontak dekat perawat, dia ditempatkan di karantina pada hari yang sama. Tesnya menunjukkan positif Covid-19 pada hari Rabu (12/5) dan serologinya sedang menunggu.
Secara keseluruhan, jumlah kasus baru di Singapura telah meningkat dari 48 pada minggu sebelumnya, menjadi 71 pada minggu lalu. Jumlah kasus yang tidak ditautkan di komunitas juga meningkat dari tujuh di minggu sebelumnya menjadi 15 di minggu lalu.
Empat kasus tidak terkait komunitas yang diumumkan pada hari Kamis adalah tutor di Learning Point, dua pekerja rumah tangga asing, dan seorang ibu rumah tangga.
Dari 24 kasus komunitas baru, 10 di antaranya pada awalnya dinyatakan positif varian B1617, yang pertama kali terdeteksi di India.
Ada juga 10 kasus impor yang ditempatkan di stay-home notice (SHN) atau diisolasi setibanya di Singapura. Ini membuat jumlah total kasus Singapura menjadi 61.453, dengan 11 cluster aktif. (MIB)