HOLOPIS.COM, JAKARTA – China dan Korea Selatan bertengkar karena rudal Amerika Serikat. Ketidaksepakatan kedua negara dimulai setelah sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang dibangun di Korea.

Menurut China, radar yang kuat dari THAAD dapat mengintip ke wilayah udaranya. Hal itu dapat membatasi perdagangan dan impor budaya.

“THAAD adalah alat pertahanan diri dan tidak bisa dinegosiasikan setelah China menuntut Korea Selatan untuk tidak mengerahkan baterai dan melakukn pembataasan penggunaan baterai,” demikian dikatakan oleh seorang pejabat senior kantor kepresidenan Korea Selatan yang tidak menyebutkan namanya, dilansir dari Reuters, Kamis (12/8).

Menurut Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, THAAD adalah sistem yang bisa menghadapi serangan rudal Korea Utara.

Yoon Suk Yeol juga sudah bersumpah untuk mengabaikan janji-jani pemerintah sebelumnya yang berniat untuk tidak meningkatkan penempatan THAAD. Yoon Suk Yeol terbuka dalam berpartisipasi dbersama Amerika serikat serta membuat aliasni militer yang melibatkan Jepang.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong Sup mengatakan bahwa kebijakan THAAD ini tak akan diubah karena ada penentangan dari China.

“Baterai saat ini tidak terstruktur untuk memainkan peran appaun dalam pertahanan AS. Namun ini hanya dapat mempertahankan semenanjung Korea,” jelasnya.