HOLOPIS.COM, KALBAR – Presiden Jokowi mengungkapkan rasa kekecewaannya ketika banyak pemasukan dari sektor kesehatan yang harus hilang karena kekurangan teknologi medis di Indonesia.

Pasalnya, sampai dengan saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih berobat di luar negeri ketimbang pengobatan di Indonesia.

“Saya itu paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit kemudian perginya ke luar negeri, ke Malaysia, ke Singapura, ada yang ke Jepang, ada yang ke Amerika, dan khusus untuk Kalimantan Barat saya mendengar banyak sekali yang ke Kuching,” kata Jokowi, Rabu (10/8).

Jokowi mengungkapkan, ada triliunan dana yang seharusnya bisa masuk di penerimaan dalam negeri dari sisi penanganan medis harus hilang karena lebih memilih pengobatan di luar negeri.

“Berapa capital outflow kita, uang yang keluar untuk membiayai yang sakit dan ke luar negeri? Lebih dari Rp110 triliun setiap tahunnya,” paparnya.

Oleh karena itu, dalam peresmian Tower A dan B Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso yang berlokasi di Kelurahan Bangka Belitung Laut, Kecamatan Pontianak, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Jokowi menyatakan tekadnya mengembangkan kondisi teknologi Rumah Sakit di Indonesia.

Jokowi kemudian menceritakan bahwa pengembangan rumah sakit ini berawal dari kedatangan Gubernur Kalimantan Barat yang meminta bantuan untuk pengembangan rumah sakit berupa alat kesehatan.

“(Pembangunan) habis Rp205 miliar, alkesnya juga kurang lebih Rp200-an miliar, ini yang namanya gotong royong untuk menyelesaikan tadi uang yang harus keluar karena tidak siapnya rumah sakit kita. Tadi saya cek, ada 277 tempat tidur, cek ruang operasi, cek ICU semuanya saya lihat, sudah super modern saya jadi ingatkan enggak usah (berobat) ke luar (negeri), di sini sudah cukup untuk menangani kasus-kasus yang ada,” jelasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meyakini bahwa RSUD dr. Soedarso dengan luas tanah 26,63 hektare ini memiliki fasilitas modern yang mampu melayani dan menangani kasus-kasus atau penyakit yang ada di masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat di Kalimantan Barat, khususnya Pontianak, tidak perlu pergi ke luar negeri untuk berobat.