HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan bahwa Polri adalah institusi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Bahkan nyaris Indonesia tak akan bisa stabil tanpa adanya peran aktif Polri.

“Polisi ini diperlukan oleh masyarakat,” kata Mahfud MD, Rabu (10/8).

Kemudian, Mahfud menyebut bahwa seandainya 1 (satu) jam saja Indonesia tanpa peran Polri, dijamin negara akan hancur.

“Bayangkan kalau ndak ada polisi, misalnya polisi menyatakan mogok 1 jam saja gitu, hancur Indonesia ini. Saya (Polri) mogok karena selalu dikritik, (setelah) mogok satu jam saya sudah selesai, udah nggak ada Indonesia ini,” ucapnya.

Selanjutnya, Mahfud MD juga menilai bahwa berbagai pihak yang mendiskreditkan Polri mayoritas adalah masyarakat pekotaan, dan sayangnya banyak dari narasi yang muncul sifatnya justru mengarah kepada politisme.

“Orang yang sering nyinyir kepada Polri itu kan orang yang di kota-kota besar dan lebih politis. Tapi kalau tanya ke rakyat desa, itu sudah banyak Polri yang bagus, yang mendirikan Pesantren itu banyak, tapi kan nggak diberitakan,” tandasnya.

Oleh karena itu, Mahfud berharap persoalan kasus tewasnya Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J bisa segera dituntaskan. Sehingga kepercayaan publik semakin kuat lagi kepada institusi Korps Bhayangkara itu.

Lebih lanjut, Mahfud juga menilai kasus ini bisa menjadi momentum Kapolri dan para pimpinan di lembaga tersebut untuk melakukan penataan ulang birokasi di internal.

“Penataan menejerial saja, nggak reformasi-reformasi. Kan UUD ada, sudah ada UU, Peraturan Kapolri, PP dan sebagainya,” ujarnya.

Namun terkait seperti apa tata ulang manajerial di internal Polri pasca ditetapkannya Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka dan diperiksanya 31 personel polisi mulai dari tingkat Brigadir Jenderal hingga Tamtama di kasus ini, Mahfud menilai Kapolri dan jajarannya yang lebih tahu.

“Saya kira pak Kapolri dan para pimpinan Polri lebih tahu masalah-masalah apa yang sebenarnya dihadapi,” pungkasnya.