HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof Mohammad Mahfud MD mengatakan, bahwa persoalan motif yang membuat Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) terbunuh di tangah teman-teman dan bosnya sendiri sebaiknya dipaparkan langsung oleh Polri.

Hal ini karena persoalan dugaan pelecehan yang sempat muncul adalah sesuatu yang ranahnya sangat sensitif.

“Kalau motif biar dikonstruksikan hukumnya oleh Polri, jangan tanya ke saya. Karena ini menurut saya sensitif,” kata Mahfud MD dalam sebuah talkshow, Rabu (10/8).

Ia menegaskan bahwa persoalan dugaan kekerasan atau pelecehan seksual tentu bukan serta merta menjadi konsumsi publik segala umur. Sehingga semua motif yang ada dan menjadi fakta hukum nanti agar dikonstruksikan oleh Polri, sehingga diksi-diksi yang disampaikan bisa tepat dan tidak menjadi bias.

“Sensitifnya apa, menyangkut orang dewasa. Kesatu, katanya pelecehan, pelecehan itu apa sih, apakah membuka baju atau apa, itu kan (konten) untuk orang dewasa. Kedua, katanya perselingkuhan 4 persegi, lho siapa bercinta dengan siapa, gitu kan. Ketiga, yang terakhir, karena usaha perkosa lalu ditembak. Itu kan sensitif. Jadi yang buka jangan saya, biar polisi,” paparnya.

“Karena itu uraiannya panjang, nanti polisi yang membuka ke publik lalu dibuka di pengadilan oleh jaksa. Kalau tanya ke saya, nanti malah salah,” imbuh Mahfud.

Persoalan seperti apa fakta-fakta yang ada, Mahfud mengaku sudah banyak mengantongi informasi itu, baik dari Polri, Kompolnas, Komnas HAM, senior-senior TNI maupun masyarakat sipil.

Hanya saja, ada norma dan kode etik yang tidak boleh dilalui, karena bukan menjadi domain dirinya memberikan penjelasan.

“Saya dapat banyak bocoran, tapi kan nggak boleh saya mengatakan yang begitu-begitu, biar dikonstriksi dulu,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mahfud MD menyampaikan bahwa pemerintah sangat mendukung Polri untuk menuntaskan kasus tersebut secara cepat dan terang benderang. Karena persoalan ini sangat sensitif bagi Polri dan penting juga bagi pemerintah.

“Sangat penting karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Kalau ada orang mati terbunuh di rumah pejabat tinggi Polri, dan tidak dibuka dengan terang benderang, negara ini akan hancur,” paparnya.

Mahfud MD sangat yakin Polri bisa menjalankan tugasnya dengan profesional, akuntabel dan berintegritas.

“Padahal Polri itu sekernya (sektor kerja -ted) itu ribuan, sehari yang ditangani itu lebih dari 100.000 pengamanan di seluruh Indonesia, lalu ada 1 kasus begini masak nggak bisa dibuka,” tandasnya.