HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo turut angkat bicara terkait perekonomian Indonesia yang masih tumbuh positif di tengah tekanan global yang bervariatif.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tersebut tak lepas dari peran sektor pertanian yang menjadi bantalan selama kurang lebih tiga tahun terakhir.
“Pertanian Indonesia selalu hadir dan menjadi bantalan ekonomi,” kata Syahrul, pada pernyataan tertulisnya yang dikutip, Sabtu (6/8).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian menjadi tiga tertinggi penyumbang pertumbuhan ekonomi kuartal II -2022 yang tumbuh 5,44 persen. Hal itu dapatbdilihat dari besaran kontribusi pertanian yang mencapai 12,98 persen.
Lebih lanjut, Syahrul turut menyinggung perihal resesi yang menjadi ancaman negara-negara di dunia. Menurutnya, potensi Indonesia masuk jurang resesi sangatlah kecil.
Tercatat persentase potensi Indonesia mengalami resesi hanya sebesar 3 persen. Angka tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Sri Lanka yang berpeluang resesi sebesar 85 persen atau selandia Baru 33 persen.
“Saya melihat inflasi di sejumlah negara terus mengalami kenaikan. Di Uni Eropa mencapai 9,6 persen, Amerika 9,1 persen, Inggris, 8,2 persen, Korea 6,1 persen. Tapi di Indonesia, alhamdulillah masih terjaga di angka 4,4 persen,” lanjutnya.
Syahrul pun menyebut, bahwa salah satu penyelamat ekonomi RI adalah konsistensi kita dalam menyediakan pangan dalam negeri.
Ia merinci produksi beras nasional di tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton, angka tersebut mengalami peningkatan di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton. Namun pada tahun 2021 produksi beras hanya sebesar 31,33 juta ton, menurun namun masih lebih tinggi dibanding tahun 2019.
Di sisi lain, ekspor pertanian juga mengalami kenaikan yang diikuti dengan peningkatan NTP maupun NTUP.
Mentan mengklaim, sektor pertanian merupakan sektor yang penting bagi kehidupan. Di Indonesia sendiri, sebanyak 270 juta jiwa penduduk membutuhkan makanan setiap harinya.
“Kita terus dorong penguatan sektor pertanian karena pangan tidak boleh berhenti. arahan Bapak Presiden meminta penguatan produksi pangan nasional, dan itu kita terus lakukan,” pungkasnya.