HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tepat 77 tahun yang lalu pada tanggal 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom di kota Hiroshima Jepang dan menewaskan sekitar 140.000 masyarakat Jepang.
Ini merupakan serangan nuklir pertama di dunia dan menyisakan pilu di Jepang hingga saat ini. Tak sampai di situ, Amerika melanjutkan aksinya dan menjatuhkan bom atom di Kota Nagasaki.
Akhirnya, istilah ‘Hiroshima-Nagasaki’ menjadi sesuatu yang sering kita dengar hingga saat ini, dan menjadi pengingat dampak menyakitkan yang dihasilkan oleh peperangan hingga generasi berikutnya.
Sejarah Penyerangan di Hiroshima
Saat itu, ketegangan antara Amerika Serikat dan Nagasaki sudah terjadi cukup lama bahkan sebelum Perang Dunia II terjadi.
Awalnya, Jepang menguasai wilayah China Timur. Kemudian AS menghentikan ekspor ke Jepang. Tak tinggal diam, Jepang pun melakukan tindakan agresif kepada AS.
Kemudian di tahun 1941, Jepang menyerang pangkalan udara Amerika Serikat, Pearl Harbour dan menewaskan ribuan orang.
Amerika Serikat pun murka dengan tindakan berani Jepang dan menganggap bahwa ini adalah kejahatan perang.
Amerika pun langsung merencanakan invasi terhadap Jepang. Tak hanya sekedar rencana, Negeri Paman Sam itu menjatuhkan bom atom di Hiroshima, dan menewaskan ratusan ribu orang.
Serangan Bom Nagasaki
Tak menunggu waktu lama, setelah 3 hari kemudian, AS menjatuhkan bom di Kota Nagasaki. Sebanyak 80 ribu orang meninggal dalam serangan itu.
Amerika Serikat memilih Hiroshima serta Nagasaki karena dua wilayah tersebut adalah pusat militer dan industri yang memasok angkatan bersenjata Jepang.
Hanya berselang 6 hari sejak serangan bom dari AS, Jepang akhirnya menyerah. Kekalahan Jepang langsung dinyatakan oleh Kaisar Jepang Hirohita dan disiarkan oleh stasiun radio.
Ini pun menjadi akhir Perang Dunia II. Pembangunan kedua kota yang hancur pun dimulai perlahan.
Meninggalkan sejarah kelam kedua negara, saat ini Amerika Serikat dan Jepang menjadi negara yang bekerja sama dalam banyak hal. Amerika Serikat dan Jepang baru – baru ini setuju untuk bekerja sama dalam melindungi Taiwan jika diserang oleh China.