HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia memiliki mimpi yang sangat besar di dalam kancah percaturan dunia. Pasalnya, Indonesia menurutnya berkeinginan untuk menjadi negara yang mampu melesat maju ketimbang negara-negara lainnya.

“Di masa depan, bukan negara besar mengalahkan negara kecil, negara kaya mengalahkan negara miskin, tetapi negara cepat mengalahkan negara yang lambat,” kata Presiden Jokowi di dalam sambutannya di acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8).

Untuk menjadi negara yang maju dan mampu melesat lebih jauh dari negara-negara lainnya, Indonesia harus memenuhi tiga fondasi penting.

“Tiga fondasi Indonesia untuk bersaing di masa depan itu; infrastruktur, hilirisasi dan industrialisasi, serta digitalisasi,” ujarnya.

Di dalam kesempatan itu, Jokowi pamer berbagai pencapaian yang selama ini dijalani oleh pemerintahannya. Untuk infrastruktur, ia menyebut bahwa sudah ada ribuan kilometer jalan tol sebagai aksesibilitas perekonomian.

“Dalam tujuh tahun ini, kita telah menambah 2.042 km jalan tol, 5.500 km jalan bukan tol, 16 bandara baru, 18 pelabuhan baru, 38 bendungan baru, hingga irigasi 1,1 juta ha,” terangnya.

Dan ia memberikan penekanan, bahwa pencapaian pembangunan infrastruktur tersebut akan dirasakan dampaknya secara nyata oleh masyarakat dalam jangka panjang, bukan jangka pendek.

“Infrastruktur yang kita bangun saat ini, hasilnya mungkin baru akan terasa 5 atau 10 tahun yang akan datang,” paparnya.

Lalu untuk bidang hilirisasi dan industrialisasi. Presiden Jokowi menekankan bahwa pemerintah Indonesia juga concern di dalamnya. Salah satu yang paling kentara dijelaskan Presiden adalah pengelolaan bahan mentah hasil tambang mineral, yakni nikel.

“Hilirisasi dan industrialisasi, mulai kita laksanakan dan untung besar. Anda tahu, nilai ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah pada 2014 hanya Rp15 triliun. Begitu ekspor bahan mentah kita hentikan di tahun 2017, nilai ekspor nikel kita 2021 mencapai lebih Rp300 triliun,” jelasnya.

Di bidang digitalisasi, Presiden Jokowi menyebut bahwa saat ini para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) berbasis digital juga sudah menjamur di Indonesia.

“Lalu digitalisasi, utamanya untuk UMKM. Ada 65,4 juta UMKM di Indonesia yang berkontribusi pada 61 % ekonomi kita,” tandasnya.

Oleh karena itu, Presiden mengatakan ketika hilirisasi dan industrialisasi tersebut dilakukan secara konsisten, maka dampaknya akan sangat besar bagi sektor perekonomian dalam negeri.

“Saya yakin, PDB/GDP ekonomi Indonesia kini USD1,2-1,3 triliun menjadi di atas USD3 triliun,” pungkasnya.