Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto berharap agar Bank Indonesia (BI) tak terburu-buru menaikkan suku bunga acuan untuk saat ini.

Sebab menurutnya, perekonomian Indonesia masih menunjukkan pemulihan yang terus berlanjut. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022 yang mencapai 5,44 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

“Ekonomi masih recovery, kita berharap tak terlalu terburu-buru (menaikkan suku bunga acuan),” ujarnya Airlangga, Jumat (5/8).

Kemudian terkait dengan inflasi inti yang menjadi pertimbangan BI dalam menerapkan kebijakan moneter, dinilai masih cukup rendah, yakni di level 2,86 persen.

Menurutnya, angka tersebut masih terbilang cukup untuk menahan suku bunga acuan di level 3,5 persen.

Selain itu, Airlangga juga menilai inflasi inti yang berada di bawah 3 persen masih menandakan adanya peningkatan permintaan oleh masyarakat.

“Kita melihat dari inflasi yang mencapai 4,94 persen dan core inflasinya 2,86 persen. Sehingga angkanya masih rendah,” tuturnya.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo telah menegaskan bahwa kebijakan terkait besaran suku bunga didasarkan pada kondisi perekonomian dalam negeri, bukan situasi di negara lain seperti Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan Perry menanggapi sejumlah pihak yang mendesak untuk menaikkan suku bunga di saat the Fed atau Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuan secara agresif sebagai respon kenaikan inflasi yang cukup tajam di negaranya.

“Dasar utama kebijakan suku bunga didasarkan perkiraan inflasi inti ke depan dan keseimbangan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian tak otomatis suku bunga bank sentral negara lain naik, suku bunga BI juga naik,” jelasnya.

Adapun hal yang menjadi pertimbangan BI dalam membuat kebijakan suku bunga adalah inflasi inti yang ada di dalam negeri.

“Kenapa inflasi inti bukan IHK. karena inti itu mencerminkan permintaan dan penawaran,” terang Perry.