HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut krisis pangan dan energi yang menghantam dunia saat ini memberikan tekanan yang begitu hebat terhadap laju inflasi domestik atau dalam negeri, khususnya di sepanjang tahun 2022 ini.

Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, tekanan tersebut dapat dilihat dari data inflasi yang terjadi di bulan Juli 2022, di mana inflasi tercatat mencapai 0,64 persen secara bulanan (month to month). Sedangkan secara tahunan mencapai 4,94 persen year on year.

“Krisis pangan dan energi yang terjadi secara gobal memang memberi tekanan pada inflasi domestik, bahkan di sepanjang tahun 2022. Khususnya komponen energi yang terus menguat,” tutur Margo dalam keterangan pers virtual, Senin (1/8).

Peningkatan harga dari kedua kelompok ini terlihat dari indeks harga komoditas global komponen energi yang pada Juni 2022 sebesar 171,24 atau meningkat dari 160,92 pada bulan Mei 2022.

Peningkatan harga di sektor energi itulah yang membuat pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga-harga energi, seperti bahan bakar minyak (BBM) dan gas non subsidi.

Untuk harga Pertamax turbo, tercatat kenaikan rata-rata mencapai 12 persen, kemudian Dexlite 16 persen, Pertamina Dex 20 persen, dan gas LPG 12 kg naik 14 persen.

Tak hanya itu, tarif listrik golongan R2 ke atas atau tarif listrik dengan daya di atas 3.500 Volt Amphere (VA) serta golongan pemerintah pun turut dinaikkan.

Untuk harga listrik golongan rumah tangga R2, R3, dan pemerintah P1 dan P3 menunjukkan rata-rata kenaikan 17,64 persen dan golongan pemerintah P2 naik 36,61 persen.

Sedangkan harga pangan, mencatatkan indeks sebesar 151,50 atau lebih rendah dari bulan Mei 2022 yang sebesar 159,04. Namun, ini masih relatif tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2021 lalu.

Margo menjelaskan, bahwa salah satu penyebab inflasi pangan domestik adalah adanya gangguan rantai pasok dunia dan meningkatnya sejumlah harga pangan global.

Tak hanya itu, gangguan suplai akibat cuaca yang tak normal juga menjadi penyebab inflasi pangan. Sebab, lanjut dia, komoditas cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah mengalami kegagalan panen di sejumlah daerah akibat curah hujan tinggi memiliki andil besar terhadap inflasi umum Juli 2022.

Meski demikian, Margo meyakini pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang bisa mengantisipasi dampak peningkatan harga ini terhadap konsumsi masyarakat. Salah satunya adalah pemberian subsidi.

“Seperti terkait dengan energi, pemerintah sudah meredam inflasinya dengan memberikan subsidi,” imbuhnya.