JAKARTA, HOLOPIS.COM – Roket China diperkirakan masuk atmosfer bumi secara tidak terkendali pada Minggu (9/5) pagi. Namun, China menganggap enteng kerusakan di daratan yang bisa ditimbulkan dari roket miliknya yang akan jatuh tersebut.
Roket Long March-5B dengan segmen utama seberat 18 ton terjun bebas. Namun otoritas China mengatakan sebagian besar komponen roket kemungkinan akan hancur saat turun.
“Kemungkinan mengakibatkan kerusakan di lapangan sangat rendah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin pada Jumat (7/5), seperti dikutip dari AFP.
Organisasi penelitian luar angkasa AS, Aerospace corporation, roket seberat 18 ton akan masuk ke atmosfir bumi pada minggu 9 mei 2021 paka pukul 03:00 Greenwich Mean Time, yaitu pukul 13.00 waktu Australia atau pukul 10.00 WIB.
Dikutip News.com, Minggu (9/5/2021), diprediksi akan jatuh di lautan Pasifik antara Peru di pantai barat Amerika Selatan dan Hao di Polinesia Perancis, tepat di Utara Pulau Paskah dan selatan Meksiko.
Meski efek kerusakan minimal, Space Track, menggunakan data militer AS, menyebut waktu jatuh bahkan lokasi akan sulit ditentukan.
“Space Control Squadron ke 18 Space Force di Vandenberg Air Force Base, California, tidak akan tahu lokasi persis (roket jatuh) sampai setelah roket mendarat,” cuit Space Track lewat akun Twitternya.
Melihat analisis Space Control Squadron ke 18, Astronom Harvard Jonathan McDowell mempersempit perkiraan titik jatuh roket ke satu orbit, yakni Kosta Rika, Haiti, Iberia, Sardinia, Italia, Yunani dan Kreta, Israel, Yordania, Arab Saudi, Australia, Selandia Baru.
Sementara itu, juru bicara Pentagon, Mike Howard berharap roket mendarat di lokasi yang tidak akan menimbulkan kerugian. Pihaknya sedang melacak segmen roket. Namun, titik masuk yang tepat di atmosfer bumi tidak dapat ditentukan sampai beberapa jam setelah masuk kembali.
Sebenarnya, ada opsi untuk menembak jatuh roket China ini, berkaca dari pengalaman puing roket Long March yang mengakibatkan kerusakan struktural di desa-desa di Pantai Gading tahun 2020. Namun, Menteri Pertahanan Lloyd Austin berkata militer AS tak berencana mengeksekusi roket.
Florent Delefie, Astronom di Observatorium Paris-PSL, tetap khawatir bakal ada potongan besar roket yang tersisa.
“Kemungkinan puing-puing mendarat di zona berpenghuni sangat kecil, mungkin satu dari sejuta,” tandasnya. (Mhd)