HOLOPIS.COM, JAKARTA – Spesialis Forensik, dr. Chevi Sayusman mengatakan bahwa pelaksanaan autopsi ulang atau ekshumasi pada jenazah Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dinilai tidak terlalu rumit, namun hal-hal lain di luar proses inilah yang membuat rumit.
“Secara teknis sebetulnya autopsi pada kasus ini tidak terlalu rumit. Seperti sudah disampaikan beberapa ahli yang lain. Untuk pelaksanaan autopsi dan penentuan sebab kematian dan segala halnya itu sebetulnya tidak terlalu rumit. Yang membuat rumit sebetulnya hal-hal di luar teknis ini,” kata dr.Chevi, Selasa (27/7).
Dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) ini menambahkan, bahwa sebenarnya yang menjadi permasalahan itu adalah hal-hal di luar teknis autopsi sehingga terkesan proses medis ini penuh drama. Sehingga pertanyaan yang muncul apakah sejak awal kasus ini ditindak secara independen atau tidak, bukan tertuju pada hasil autopsinya. Sebab, ia menilai kasus ini sudah cukup jelas.
“Bagaimana autopsi itu dari sejak awal seharusnya independen. Ini kan yang banyak dipermasalahkan,” katanya.
“Kasusnya cukup jelas,” tambahnya.
dr.Chevi menegaskan bahwa pelaksanaan pemeriksaan kedua, ketiga, dan seterusnya itu dalam praktek dunia kedokteran adalah hal yang wajar dan biasa. Jadi, ini bukanlah hal yang baru bagi mereka.
“Pemeriksaan kedua dan seterusnya itu sebetulnya di dalam praktek kedokteran itu hal yang biasa. Kita menyebutnya dengan second opinion,” ujarnya.
Nantinya, secara teknis proses autopsi kedua akan dilaksanakan kurang lebih sama dengan proses autopsi pertama. Hanya saja yang membedakan yaitu kondisi dan atribut-atribut di luar jenazah, seperti tempat pemakaman, luka bekas autopsi pertama, dan pakaian yang dikenakan saat kejadian.
“Kurang lebih sama, tentu perbedaannya ada pada proses identifikasi tempat pemakaman juga menjadi tambahan tersendiri. Ada hal-hal yang ditambahkan di sini, dan juga autopsi yang kedua ini ada luka-luka yang hasil dari autopsi yang pertama,” paparnya.
“Selain daripada itu, kan di autopsi pertama itu masih menggunakan pakaian yang digunakan saat kejadian. Pada autopsi yang kedua ini mudah-mudahan pakaiannya masih ada, bisa diperiksa juga. Tapi tentunya kondisinya berbeda,” pungkasnya.